Friday, 23 March 2012

PERI KECILKU

PERI KECILKU



Hampir 4 tahun kuarungi bahtera rumah tanggaku, setiap malam selalu ku memohon kepada Yang Kuasa untuk diberi momongan. Mungkin karena aktivitas kami berdua terlalu padat sehingga membuat pikiran kami tegang.
“ Andi bagaimana istrimu sudah hamil belum ? “ tanya Ibuku
“ Belum bu mungkin karena kecapek’an karena kami berdua terlalu sibuk dalam mencari rejeki “ kata Andi .
Akhirnya Ibuku memutuskan untuk mengurus usaha kami untuk sementara waktu dan memberi saran untuk berkonsultasi kepada seorang dokter .
3 bulan aku dan istriku selalu menghabiskan waktu berdua itung-itung hanimun yang kedua . bahagianya hatiku kemana-mana selalu berdua.
“ Mas , kita jarang sekali ya berduaan seperti ini ? “ kata Istriku
“Semenjak kita menikah , Mas Andi sibuk dengan usaha perdagangan kemudian aku sibuk membantu mengurus toko Ibuku , apa mas Andi nggak kangen aku sich mas ? “ ( Mas Andi hanya diam sambil memeluk tubuhku ).
Pagi-pagi sekitar pukul 06.00 wib tiba-tiba istriku menangis di dalam kamar setelah bercengkrama dengan salah satu tetanggaku
“ada apa sayang ?”
“kenapa menangis memangnya ada masalah apa ?”
Istriku hanya memandangku sambil berlinangan air mata.
“Mas Andi” panggil Istriku
“ada apa ? jangan begitu donk”
“eech anu Mas , Alhamdulillah Allah memberikan kepercayaan kepada kita Mas. (sambil menunjukkan alat untuk mengetahui kehamilan).
Mendengar berita itu langsung kupeluk istriku
“ya Allah akhirnya kami berdua mendapat titipanmu ya Allah”
Setelah usia kandungan istriku menginjak 2 bulan semua keluarga dari pihakku dan keluarga dari pihak istriku aku beri kabar gembira tersebut. Kedua orang tuaku dari Surabaya langsung meluncur ke Solo untuk melihat istriku yang sudah hamil karena penantian mereka untuk mendapatkan cucu yang agak lama tetapi sekarang penantian mereka sudah di depan mata.
Kemudian keluarga istriku pun datang ke Solo , baru di depan pintu rumah kontrakan kami mereka berlinangan air mata .
“Andi….jaga Evi baik-baik , orang hamil tidak boleh dapat capek” kata Mertuaku.
“Siap Bos” (jawabku)
Suasana dirumahkupun menjadi sangat ramai karena kedua keluarga kami berkumpul untuk menjenguk dan memberi nasehat agar menjaga kandungan buah hati dengan hati-hati.
Memasuki usia 5 bulan perut istriku terlihat besar dan sesekali aku geli dan tertawa jika melihat istriku berjalan tetapi disamping itu sifat manjanya luar biasa dan selalu suka berdandan .
 “Mas Andi mungkin anaknya besok kalau lahir cewek , soale istrine suka berdandan” kata tetanggaku
“Alhamdulillah,cewek atau cowok nggak apa-apa yang penting sehat .
“Amin Mas Andi”
Setiap makanpun juga wuah, porsi makannya lebih banyak dari porsiku ,setiap aku melihat istriku, istriku berkata “ini si kecil juga maem lho pah” (sambil mengusap perutnya yang hamil)
Akupun tersenyum melihat tingkah istriku yang benar-benar manja.
Bangun tidur dengan segera istriku berjalan-jalan di depan rumah kesana-kemari ketika aku bangun kulihat istriku dari kejauhan sesekali ia bercengkrama dengan ibu-ibu yang sudah punya anak.
Saat aku mau mandi Evi bertanya “ada apa mas ?”
“Cari info ni yeee sama ibu-ibu hehehehehe” godaku
“iya mas, ya sudah cepetan mandi”
Tak terasa 9 bulan lebih 1 minggu usia kandungan istriku , detak jantung atau gerakan si kecil semakin sering dan terasa jika kupingku aku tempelkan di perut istriku.
“mau keluar ke dunia ya sayang” kataku
“iiya pah” (jawab istriku sambil cekikikan)
Tak lama lagi lengkap sudah keluarga kami setelah sekian lama menanti untuk mendapatkan momongan
Saat malam sekitar pukul 11.45 Wib istriku mengeluh kesakitan.
“aduh …Mas…. Sakit sekali Mas” rintih Istriku.
Dengan cekatan aku kemasi beberapa pakaian  dan keluar untuk mencari becak, karena malam sepi sekali tiada satu orang pun.akhirnya aku beranikan untuk mengambil salah satu becak tetanggaku yang diparkir dekat rumahku. Kudorong becak itu sendiri sampai di Rumah sakit.
Keringat mengucur deras sambil melihat istriku mengeluh kesakitan. Tiba di rumah sakit langsung para perawat membawa istriku ke dalam untuk diperiksa.
Setelah menunggu beberapa waktu salah satu perawat keluar dari sebuah ruangan.
“Bapak Andi” panggil perawat
“ya bu”
“istri Bapak akan melahirkan tapi tunggu sebentar ya”
Suasana malam terlihat sangat hening, kupasrahkan semuanya kepada yang kuasa. Pikiranpun galau dan bingung.
“Bu, boleh saya ikut di dalam ?”
“boleh tapi jangan rebut ya pak”
Kulihat istriku tercinta telentang menahan sakit yang luar biasa.
Kupegang tangannya dengan sekuat tenaga,Ia berjuang untuk melahirkan buah hati kami yang pertama untuk kedunia. Pada saat tegang-tegangnya para bidan memberi instruksi yang keluar pertama malah kotoran istriku.
“mbak’e belum be’ol ya tadi ?”
Sambil mengerang kesakitan istriku menjawab “belum bu” (rasanya aku ingin tertawa tapi tidak bisa)
Baunyapun luar biasa namanya juga kotoran tetapi dengan sabar bidan dan perawat membersihkannya. Hamper subuh buah hatiku juga belum lahir kemudian bidan memberikan suntikkan dan member perintah “nanti kalau pukul 06.00 belum lahir langsung dioperasi Caesar ya pak” (aku sepat diam karena memikirkan biayanya tapi aku jawab “ya siap pokoknya asal istriku selamat”
“evi aku sholat subuh dulu ya” (istriku hanya mengangguk)
Selesai sholat subuh kuusap perut istriku sambil berdoa didalam hati. Alhamdilillah pukul 05.12 menit buah hatiku yang pertama keluar mengenal dunia.suara tangisnya pun memekakkan telinga. Sementara bidan membersihkan anakku yang baru lahir , aku peluk istriku.
“Mas anak kita laki atau perempuan ?” tanya istriku
“perempuan sayang, nanti kalau sudah besar dapat bantu-bantu masak(candaku).
Selesai dibersihkan ibu perawat memindahkan istriku ke kamar sebelah, kupandangi istriku sambil berlinangan air mata.
“kenapa Mas ?”
“nggak papa, seneng aja”
Lengkap sudah keluarga kami dalam berumah tangga. Pukul 07.00 aku telfon semua keluargaku juga mertuaku, kuberi kabar bahagia ini dan tak lupa aku kembalikan becak yang aku pinjam tanpa minta ijin dulu pemiliknya.
“Pak Samto sebelumnya saya minta maaf kemarin malam saya pinjam becak tanpa ijin dulu”
“loh Mas Andi pinjam becak kemana ?” Tanya pak Samto bingung
“ke rumah sakit Pak, istri saya melahirkan pak (jawabku)
Pak Samtopun memeluk dan member ucapan selamt kepadaku.
“Bu…bu…bu…!!!”
“ngopo to pak ?” Istri pak samto
“sekarang Mas Andi sudah menjadi bapak”
Semua tetangga sekitar mendengar suara pak Samto yang keras, tak ayal semua tetangga merasa senang dan saling bergantian mengucapkan selamat
Sore hari keluarga besarku dan juga mertuaku tiba di Solo, isak tangis kebahagiaan pecah menyambut lahirnya cucu pertama mereka ke dunia.
Kakekku yang sudah renta “sudah komplit sekarang lahirnya buyutku, lahir ke dunia sehat wal’afiat tidak kurang satu apapun”
buah hatiku yang kunanti selama ini akhirnya diijabah oleh yang kuasa dan tak lupa kupersiapkan perlengkapan buah hatiku mulai dari popok,bedak,bojong dan sebagainya. Benar-benar bahagia sekali setelah sekian lama didalam mimpi aku bertemu peri-peri kecilku yang kini menjadi kenyataan, Alhamdulillah Allah telah member kepercayaan untuk mengasuh dan membesarkan peri kecilnya yang dulu didalam mimpi tapi kini menjadi kenyataan di dunia. 

0 comments:

Post a Comment