PERI KECILKU
“
Andi bagaimana istrimu sudah hamil belum ? “ tanya Ibuku
“
Belum bu mungkin karena kecapek’an karena kami berdua terlalu sibuk dalam
mencari rejeki “ kata Andi .
Akhirnya
Ibuku memutuskan untuk mengurus usaha kami untuk sementara waktu dan memberi
saran untuk berkonsultasi kepada seorang dokter .
3
bulan aku dan istriku selalu menghabiskan waktu berdua itung-itung hanimun yang
kedua . bahagianya hatiku kemana-mana selalu berdua.
“
Mas , kita jarang sekali ya berduaan seperti ini ? “ kata Istriku
“Semenjak
kita menikah , Mas Andi sibuk dengan usaha perdagangan kemudian aku sibuk
membantu mengurus toko Ibuku , apa mas Andi nggak kangen aku sich mas ? “ ( Mas
Andi hanya diam sambil memeluk tubuhku ).
Pagi-pagi
sekitar pukul 06.00 wib tiba-tiba istriku menangis di dalam kamar setelah
bercengkrama dengan salah satu tetanggaku
“ada
apa sayang ?”
“kenapa
menangis memangnya ada masalah apa ?”
Istriku
hanya memandangku sambil berlinangan air mata.
“Mas
Andi” panggil Istriku
“ada
apa ? jangan begitu donk”
“eech
anu Mas , Alhamdulillah Allah memberikan kepercayaan kepada kita Mas. (sambil menunjukkan
alat untuk mengetahui kehamilan).
Mendengar
berita itu langsung kupeluk istriku
“ya
Allah akhirnya kami berdua mendapat titipanmu ya Allah”
Setelah
usia kandungan istriku menginjak 2 bulan semua keluarga dari pihakku dan
keluarga dari pihak istriku aku beri kabar gembira tersebut. Kedua orang tuaku
dari Surabaya langsung meluncur ke Solo untuk melihat istriku yang sudah hamil
karena penantian mereka untuk mendapatkan cucu yang agak lama tetapi sekarang penantian
mereka sudah di depan mata.
Kemudian
keluarga istriku pun datang ke Solo , baru di depan pintu rumah kontrakan kami
mereka berlinangan air mata .
“Andi….jaga
Evi baik-baik , orang hamil tidak boleh dapat capek” kata Mertuaku.
“Siap
Bos” (jawabku)
Suasana
dirumahkupun menjadi sangat ramai karena kedua keluarga kami berkumpul untuk
menjenguk dan memberi nasehat agar menjaga kandungan buah hati dengan
hati-hati.
Memasuki
usia 5 bulan perut istriku terlihat besar dan sesekali aku geli dan tertawa
jika melihat istriku berjalan tetapi disamping itu sifat manjanya luar biasa
dan selalu suka berdandan .
“Mas Andi mungkin anaknya besok kalau lahir
cewek , soale istrine suka berdandan” kata tetanggaku
“Alhamdulillah,cewek
atau cowok nggak apa-apa yang penting sehat .
“Amin
Mas Andi”
Setiap
makanpun juga wuah, porsi makannya lebih banyak dari porsiku ,setiap aku
melihat istriku, istriku berkata “ini si kecil juga maem lho pah” (sambil
mengusap perutnya yang hamil)
Akupun
tersenyum melihat tingkah istriku yang benar-benar manja.
Bangun
tidur dengan segera istriku berjalan-jalan di depan rumah kesana-kemari ketika
aku bangun kulihat istriku dari kejauhan sesekali ia bercengkrama dengan
ibu-ibu yang sudah punya anak.
Saat
aku mau mandi Evi bertanya “ada apa mas ?”
“Cari
info ni yeee sama ibu-ibu hehehehehe” godaku
“iya
mas, ya sudah cepetan mandi”
Tak
terasa 9 bulan lebih 1 minggu usia kandungan istriku , detak jantung atau
gerakan si kecil semakin sering dan terasa jika kupingku aku tempelkan di perut
istriku.
“mau
keluar ke dunia ya sayang” kataku
“iiya
pah” (jawab istriku sambil cekikikan)
Tak
lama lagi lengkap sudah keluarga kami setelah sekian lama menanti untuk
mendapatkan momongan
Saat
malam sekitar pukul 11.45 Wib istriku mengeluh kesakitan.
“aduh
…Mas…. Sakit sekali Mas” rintih Istriku.
Dengan
cekatan aku kemasi beberapa pakaian dan
keluar untuk mencari becak, karena malam sepi sekali tiada satu orang
pun.akhirnya aku beranikan untuk mengambil salah satu becak tetanggaku yang
diparkir dekat rumahku. Kudorong becak itu sendiri sampai di Rumah sakit.
Keringat
mengucur deras sambil melihat istriku mengeluh kesakitan. Tiba di rumah sakit
langsung para perawat membawa istriku ke dalam untuk diperiksa.
Setelah
menunggu beberapa waktu salah satu perawat keluar dari sebuah ruangan.
“Bapak
Andi” panggil perawat
“ya
bu”
“istri
Bapak akan melahirkan tapi tunggu sebentar ya”
Suasana
malam terlihat sangat hening, kupasrahkan semuanya kepada yang kuasa.
Pikiranpun galau dan bingung.
“Bu,
boleh saya ikut di dalam ?”
“boleh
tapi jangan rebut ya pak”
Kulihat
istriku tercinta telentang menahan sakit yang luar biasa.
Kupegang
tangannya dengan sekuat tenaga,Ia berjuang untuk melahirkan buah hati kami yang
pertama untuk kedunia. Pada saat tegang-tegangnya para bidan memberi instruksi
yang keluar pertama malah kotoran istriku.
“mbak’e
belum be’ol ya tadi ?”
Sambil
mengerang kesakitan istriku menjawab “belum bu” (rasanya aku ingin tertawa tapi
tidak bisa)
Baunyapun
luar biasa namanya juga kotoran tetapi dengan sabar bidan dan perawat
membersihkannya. Hamper subuh buah hatiku juga belum lahir kemudian bidan
memberikan suntikkan dan member perintah “nanti kalau pukul 06.00 belum lahir
langsung dioperasi Caesar ya pak” (aku sepat diam karena memikirkan biayanya
tapi aku jawab “ya siap pokoknya asal istriku selamat”
“evi
aku sholat subuh dulu ya” (istriku hanya mengangguk)
Selesai
sholat subuh kuusap perut istriku sambil berdoa didalam hati. Alhamdilillah
pukul 05.12 menit buah hatiku yang pertama keluar mengenal dunia.suara
tangisnya pun memekakkan telinga. Sementara bidan membersihkan anakku yang baru
lahir , aku peluk istriku.
“Mas
anak kita laki atau perempuan ?” tanya istriku
“perempuan
sayang, nanti kalau sudah besar dapat bantu-bantu masak(candaku).
Selesai
dibersihkan ibu perawat memindahkan istriku ke kamar sebelah, kupandangi
istriku sambil berlinangan air mata.
“kenapa
Mas ?”
“nggak
papa, seneng aja”
Lengkap
sudah keluarga kami dalam berumah tangga. Pukul 07.00 aku telfon semua
keluargaku juga mertuaku, kuberi kabar bahagia ini dan tak lupa aku kembalikan
becak yang aku pinjam tanpa minta ijin dulu pemiliknya.
“Pak
Samto sebelumnya saya minta maaf kemarin malam saya pinjam becak tanpa ijin
dulu”
“loh
Mas Andi pinjam becak kemana ?” Tanya pak Samto bingung
“ke
rumah sakit Pak, istri saya melahirkan pak (jawabku)
Pak
Samtopun memeluk dan member ucapan selamt kepadaku.
“Bu…bu…bu…!!!”
“ngopo
to pak ?” Istri pak samto
“sekarang
Mas Andi sudah menjadi bapak”
Semua
tetangga sekitar mendengar suara pak Samto yang keras, tak ayal semua tetangga
merasa senang dan saling bergantian mengucapkan selamat
Sore
hari keluarga besarku dan juga mertuaku tiba di Solo, isak tangis kebahagiaan
pecah menyambut lahirnya cucu pertama mereka ke dunia.
Kakekku
yang sudah renta “sudah komplit sekarang lahirnya buyutku, lahir ke dunia sehat
wal’afiat tidak kurang satu apapun”
buah
hatiku yang kunanti selama ini akhirnya diijabah oleh yang kuasa dan tak lupa
kupersiapkan perlengkapan buah hatiku mulai dari popok,bedak,bojong dan
sebagainya. Benar-benar bahagia sekali setelah sekian lama didalam mimpi aku
bertemu peri-peri kecilku yang kini menjadi kenyataan, Alhamdulillah Allah
telah member kepercayaan untuk mengasuh dan membesarkan peri kecilnya yang dulu
didalam mimpi tapi kini menjadi kenyataan di dunia.
0 comments:
Post a Comment