Tuesday 20 March 2012

SUPERVISI PENDIDIKAN DAN PENGAWASAN SEKOLAH

SUPERVISI PENDIDIKAN
DAN PENGAWASAN SEKOLAH

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Educational Management (EduMan) Semester III




PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ................................................
2011


SUPERVISI PENDIDIKAN
DAN PENGAWASAN SEKOLAH

PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan sarana yang sangat tepat dalam melestarikan sistem nilai yang berkembang dalam kehidupan. Proses pendidikan tidak hanya memberikan pengetahuan dan pemahaman pada peserta didik, namun juga diarahkan pada pembentukan sikap, perilaku dan kepribadian peserta didik karena mengingat perkembangan komunikasi, informasi dan kehadiran media cetak maupun elektronik tidak selalu membawa pengaruh positif bagi peserta didik. Meskipun pengaruh tersebut juga tergantung pada setiap peserta didik, namun perlu adanya tindakan untuk mengantisipasi dengan memberikan pembekalan pada peserta didik oleh pendidik.
Pihak sekolah memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk karakter peserta didik. Terlebih lagi di jaman yang seperti saat ini yang sangat pesat kemajuan teknologinya. Peserta didik dapat dengan mudah menggunakan kemajuan teknologi tersebut, karena perkataan saja tidak cukup efektif untuk menekan akibat negatif dari kemajuan teknologi. Apabila pihak sekolah tidak memberikan pengarahan dan petunjuk tentang pemanfaatan teknologi dengan baik, maka peserta didik tidak akan menjadi manusia yang diharapkan bangsa. Oleh karena itu, pendidik merupakan bagian yang berperan penting ketika peserta didik berada di sekolah.
Selain peserta didik, pendidik juga harus diperhatikan perilaku dan kemampuannya dalam mengajar, khususnya guru dan karyawan. Hal tersebut dilakukan agar pendidik dapat menjadi panutan yang baik bagi peserta didik dan dapat menjalankan tugasnya sesuai dengan ketentuan yang belaku.
Dengan begitu pihak sekolah seharusnya memiliki program kerja ataupun badan untuk sekolah yang bertujuan untuk memonitoring proses belajar mengajar sehingga berjalan dengan lancar. Selain itu, dengan diadakannya program kerja ataupun badan yang berada di atas pendidik posisinya, pemerintah dapat mengetahui hal-hal yang terjadi di lembaga pendidikan, dengan begitu pemerintah dapat mengevaluasi program kerja bawahannya.
Guna mencapai semua itu maka dalam pelaksanaan tugas pendidik perlu adanya supervisi dan pengawasan, contohnya kepala sekolah.

PEMBAHASAN
A.     Supervisi Pendidikan
1.         Konsep dasar supervisi pendidikan
a.          Pengertian Supervisi
Istilah “supervisi” pendidikan dapat dijelaskan baik menurut asal usul (etimologis) bentuk perkataan (morfologi) maupun isi yang terkandung dalam perkataan itu (sematik).
1)            Arti etimologi
Istilah “supervisi” diambil dari perkataan inggris “supervision” yang memiliki arti pengawasan. Supervisi pendidikan berarti kepengawasan dibidang pendidikan. Orang yang melakukan supervisi disebut “supervisor”, yang dalam bidang pendidikan disebut supervisor pendidikan.
2)   Arti morfologis
Istilah “supervisi” dapat pula dijelaskan menurut bentuk perkataan. Supervisi terdiri dari dua kata, yaitu super yang berarti atas atau lebih. Sedangkan visi berarti lihat, tilik, awasi. Seorang supervisor mempunyai posisi di atas atau mempunyai kedudukan yang lebih tinggi dari orang yang disupervisi. Seorang supervisor memiliki tugas melihat, menilik, mengawasi orang-orang yang disupervisi.
3)            Arti sematik
Adapun arti yang terkandung dalam istilah supervisi telah banyak dirumuskan oleh para ahli :
a)        Menurut P.Adams dan Frank G.Dickey mengatakan, supervisi adalah program yang berencana untuk memperbaiki pengajaran.
b)       Menurut Boardman et. mengatakan, supervisi adalah suatu usaha menstimulir, mengkoordinir dan membimbing secara kotinyu pertumbuhan guru-guru di sekolah baik secara individual maupun secara kolektif, agar lebing mengerti dan lebih efektif dalam mewujudkan seluruh fungsi pengajaran denga  demikian mereka dapat menstimulir dan membimbing pertumbuhan tiap murid secara kontinyu, sehingga dengan demikian mereka mampu dan lebih cakap berpartisipasi dalam masyarakat demokrasi modern.
c)        Menurut Mc.Nerney, supervisi adalah memprosedur memberi arah serta, mengadakan penilaian secara kritis terhadap proses pengajaran.
d)       Menurut H. Burton dan Lee J. Bruceckner, supervisi adalah suatu teknik pelayanan yang tujuan utamanya mempelajari dan memperbaiki secara bersama-sama faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak.
e)        Menurut Kimball Wiles, Supervisi adalah bantuan dalam perkembangan dari belajar-mengajar yang baik. Ia mengatakan bahwa fungsi dasar supervisi adalah memperbaiki situasi belajar-mengajar.
f)         Dalam “Dictionary of Education” memberikan pengertian, supervisi adalah usaha dari petugas-petugas sekolah dalam memimpin guru-guru dan petugas-petugas lainnya,   dalam memperbaiki pengajaran, termasuk menstimulir, menyeleksi pertumbuhan jabatan dan perkembangan guru-guru dan merevisi tujuan-tujuan pendidikan, bahan-bahan pengajaran dan metode mengajar dan evaluasi pengajaran.

Kegiatan supervisi dahulu banyak dilakukan adalah Inspeksi, pemeriksaan, pengawasan atau penilikan. Supervisi masih serumpun dengan inspeksi, pemeriksaan dan pengawasan, dan penilikan, dalam arti kegiatan yang dilakukan oleh atasan –orang yang berposisi diatas, pimpinan terhadap hal-hal yang ada dibawahnya.  Inspeksi : inspectie (belanda) yang artinya memeriksa  dalam arti melihat untuk mencari kesalahan. Orang yang menginsipeksi disebut inspektur. Inspektur dalam hal ini mengadakan :
1.    Controlling : memeriksa apakah semuanya dijalankan sebagaimana mestinya
2.    Correcting : memeriksa apakah semuanya sesuai dengan apa yang telah ditetapkan/digariskan
3.    Judging : mengandili dalam arti memberikan penilaian atau keputusan sepihak
4.         Directing : pengarahan, menentukan ketetapan/garis
5.         Demonstration : memperlihatkan bagaimana mengajar yang baik
Pemeriksaan artinya melihat apa yg terjadi dlm kegiatan sedangkan Pengawasan adalah Melihat apa yg positif & negatif. Adapun Supervisi juga merupakan kegiatan pengawasan tetapi sifatnya lebih human, manusiawi. Kegiatan supervisi bukan mencari - cari kesalahan tetapi lebih banyak mengandung unsur pembinnaan, agar kondisi pekerjaan yang sedang disupervisi dapat diketahui kekurangannya (bukan semata-mata kesalahannya) untuk dapat diberitahu bagian yang perlu diperbaiki. Supervisi dilakukan untuk melihat bagian mana dari kegiatan sekolah yg masih negatif untuk diupayakan menjadi positif, & melihat mana yang sudah positif untuk ditingkatkan menjadi lebih positif lagi dan yang terpenting adalah pembinaannya
Orang yang melakukan supervise disebut supervisor. Dibidang pendidikan disebut supervisor pendidikan. Menurut keputusan menteri pendidikan dan kebudayaan nomor 0134/0/1977, temasuk kategori supervisor dalam pendidikan adalah kepala sekolah, penelik sekolah, dan para pengawas ditingkatkan kabupaten/kotamadya, serta staf di kantor bidang yang ada di tiap provinsi.  
Jika supervisi dilaksanakan oleh kepala sekolah, maka ia harus mampu melakukan berbagai pengawasan dan pengendalian untuk meningkatkan kinerja tenaga kependidikan. Pengawasan dan pengendalian ini merupakan kontrol agar kegiatan pendidikan di sekolah terarah pada tujuan yang telah ditetapkan. Pengawasan dan pengendalian juga merupakan tindakan preventif untuk mencegah agar para tenaga kependidikan tidak melakukan penyimpangan dan lebih berhati-hati dalam melaksanakan pekerjaannya.

b.         Tujuan Supervisi
Tujuan dari supervisi adalah mengembangkan situasi belajar dan mengajar yang lebih baik. Usaha ke arah perbaikan belajar dan mengajar ditujukan kepada pencapaian tujuan akhir dari pendidikan yaitu pembentukan pribadi anak secara maksimal. Secara operasional tujuan kongkrit dari tujuan pendidikan :
1)    Membantu guru-guru melihat dengan jelas tujuan-tujuan pendidikan.
2)    Membantu guru-guru dalam membimbing pengalaman belajar murid-murid.
3)    Membantu guru-guru dalam mengguanakan sumber-sumber pengalaman belajar.
4)    Membantu guru-guru dalam menggunakan metode-metode dan alat-alat pelajaran modern.
5)    Membantu guru-guru dalam memenuhi kebutuhan belajar murid-murid.
6)    Membantu guru-guru dalam hal menilai kemajuan murid-murid dan hasil pekerjaan guru itu sendiri.
7)    Membantu guru-guru dalam membina reaksi mental atau moral kerja guru-guru dalam rangka pertumbuhan pribadi dan jabatan mereka.
8)    Membantu guru-guru baru di sekolah sehingga mereka merasa gembira dengan tugas yang diperolehnya.
9)    Membantu guru-guru agar lebih mudah mengadakan penyesuaian terhadap masyarakat dan cara-cara mengguankan sumber-sumber masyarakat dan seterusnya.
10)  Membantu guru-guru agar waktu dan tenaga guru tercurahkan sepenuhnya dalam pembinaan sekolah.

c.          Fungsi Supervisi
Ada bermacam-macam tanggapan tentang fungsi supervisi sesuai dengan devinisi yang telah dikemukakan, namun ada suatu genral agreement bahwa peranan utama dari supervisi adalah ditujukan kepada “perbaikan pengajaran” Fransth Jane berkeyakinan bahwa supervsi akan dapat member bantuan terhadap program pendidikan melalui bermacam-macam cara sehingga kualitas kehidupan akan diperbaiki oleh karenanya. Sebagaiman Fransth Jane, demikian juga Ayer, Fred E. menganggap fungsi supervisi untuk memelihara program pengajaran yang ada sebaik-baiknya sehingga ada perbaikan. Menurut W.H.Burton dan Leo J.Bruckner menjelaskan bahwa fungsi supervisi modern adalah menilai dan memperbaiki faktor-faktor yang mempengaruhi hal belajar maka Gimbal Wiles lebih tegas lagi mengatakan bahwa fungsi dasar supervisi yaitu memperbaiki situasi belajar anak-anak.
Perubahan masyarakat menentukan dimensi baru terhadap fungsi supervisi. Hal itu jelas dalam suatu analisa fungsi supervisi menurut Swearingen sebagai berikut:
Swearingen memberi 8 fungsi supervisi:
1)   Menkoordinir semua usaha sekolah
2)   Melengkapi kepemimpinan sekolah
3)   Memperluas pengalaman guru-guru
4)   Menstimulir usaha-usaha yang kreatif
5)   Memberikan fasilitas dan penilaian yang terus menerus
6)   Menganalisa situasi belajar dan mengajar
7)   Memberikan pengetahuan dan skill kepada setiap anggota staff
8)   Mengintegrasikan tujuan pendidikan dan membantu meningkatkan kemampuan mengajar guru-guru
Dari fungsi supervisi di atas dapat disimpulkan:
1)      Penelitian (research) → untuk memperoleh gambaran yang jelas dan objektif tentang suatu situasi pendidikan
·         Perumusan topic
·         Pengumpulan data
·         Pengolahan data
·         Konlusi hasil penelitian
2)      Penilaian (evaluation) → lebih menekankan pada aspek daripada negative
3)      Perbaikan (improvement) → dapat mengatahui bagaimana situasi pendidikan/pengajaran pada umumnya dan situasi belajar mengajarnya.
4)      Pembinaan → berupa bimbingan (guidance) kea rah pembinaan diri yang disupervisi
Adapun jenis-jenis pelayanan supervisi pendidikan sebagai berikut :
1)   Membantu guru-guru dalam memilih dan mengorganisir bahan-bahan pelajaran.
a.       Pembinaan kurikulum sebagai suatu masalah supervisi
Kurikulum merupakan hal yang penting sebelum melakukan proses pembelajaran, maka dari itu perubahan sangat diperlukan secara kontinyu. Dengan begitu bantuan dari supervisor diperlukan untuk usaha pembinaan mata pelajaran, karena “pre-service education” yang diperoleh guru dirasa kurang memadai.
b.       Membantu guru-guru mengidentifikasi tujuan pengajaran
Salah satu tanggungjawab terpenting dari pemimpin dan mengerti tentang hakikat dan proses belajar. Untuk itu guru harus mengetahui tujuan pengajaran bagi murid-murid,  hendaknya menyadari permasalahan yang menyebabkan perubahan di masyarakat, dan diberikan kesempatan untuk bekerja menurut kreatifitas dan manajemen sendiri. Itulah sebabnya, guru perlu dibantu mengidentifikasi tujuan pengajaran.
c.       Membantu guru-guru menggali dan mengembangkan bahan pelajaran
Dalam merencanakan aktivitas dan pengalaman belajar, guru sering tidak menyadari adanya pemikiran yang keliru atau verbalisme. Dalam hal ini, bantuan supervisor untuk menghindari hal tersebut sangat diperlukan.
d.       Membantu guru-guru memilih textbooks
Pemilihan textbooks sangat penting karena untuk kelancaran penyajian mata pelajaran. Dalam pemilihan textbooks harus sesuai dengan kriteria untuk mengevaluasi mata pelajaran.
e.       Membantu guru-guru mempelajari murid-murid dan kebutuhan mereka
Guru perlu dibantu dalam hal ini untuk mengenal perbedaan individu setiap murid, dengan begitu guru dapat menyesuaikan bahan pelajaran dengan keadaan murid.
f.        Personalia dan organisasi penyusunan bahan pelajaran
Dalam penyusunan bahan pelajaran dapat digunakan konsultan ataupun “curriculum leaders”, baik dari para administrator mupun supervisor. Mereka dapat menyarankan suatu prosedur atau membentuk panitia, serta mengikut sertakan guru-guru untuk menyusun bahan pelajaran.
g.       Macam-macam “In-service Activities”
Dalam hubungannya dengan pembinaan mata pelajaran, ada bermacam-macam “In-service Activities”, antara lain :
1.       Penempatan guru-guru baru
2.       Pre-session dan post-session plannings
3.       Workshop
4.       Pelayanan konsultasi
5.       Profesional library
2)   Membantu guru menyesuaikan pengajaran dengan perbedaan individual.
a.       Membantu guru menyadari adanya perbedaan diantara murid-murid
Dalam usaha mengetahui perbedaan murid dapat diketahui dengan data tentang murid yang berisikan tentang latar belakang keluarga, pengalaman dan minat, tingkat intelektual, status pendidikan, kebiasaan dan ketrampilan belajar, sifat-sifat kepribadian, dan sifat jasmani.
b.       Mengembangkan cara-cara pemecahan masalah-masalah perbedaan individual
Pemecahan masalah tentang perbedaan individual dapat diselesaikan dengan rapat dewan guru.
c.       Penggunaan pengajaran diagnostik dan remedial untuk memcahkan masalah-masalah perbedaan individual
Supervisor dapat membantu guru dalam pengadaan remedial untuk murid dengan menggunakan tes-tes diagnostik yang hasilnya dapat dipakai untuk perbaikan pengajaran.
d.       Membantu guru-guru dalam pengajaran kelompok-kelompok homogen
Supervisor membantu guru dalam pengelompokan murid sesuai kemampuan, dengan pengelompokan tersebut lebih efektif dalam pembelajaran.
3)   Membina bimbingan belajar murid-murid.
a.       Perlunya pembinaan bimbingan belajar
Guru kurang mampu mendiagnosa sebab-sebab kegagalan belajar murid, kurangnya pengetahuan tentang psikologi belajar, dan gagalnya pelaksanaan pengajaran yang efektif, dengan begitu supervisor berperan untuk membantu guru untuk membimbing belajar murid.
b.       Mendiagnosa permasalahan murid dalam belajar
Tugas superior dalam hal ini  ialah mendorong guru untuk menemukan permasalahan belajar murid, mampu mengumpulkan informasi tentang kebiasaan belajar, menganalisa informasi, serta melaksanakan prosedur remedial.
c.       Membantu guru-guru dalam mengembangkan kebiasaan belajar yang tepat
Belajar anak dipengaruhi oleh faktor fisik dan psikologis, sebagai pengajar seharusnya mempertimbangkan semua faktor yang mmepengaruhi belajar dan berusaha mengembnagkan cara-cara belajar yang baik.
d.       Pembinaan perpustakaan dan penggunaannya untuk belajar
Para supervisor hendaknya membantu guru-guru untuk memeriksa buku-buku yang tersedia di sekolah sudah memadai atau belum untuk kepentingan pendidik dan murid.
4)   Membina pertisipasi guru dalam membimbing kegiatan ekstrakurikuler.
a.       Pembinaan guru dalam membimbing kegiatan ekstrakurikuler
Dengan adanya kesadaran tentang pentingnya kegiatan ekstrakurikuler, maka supervisorhendaknya membina guru-guru menjadi pembimbing kegiatan tersebut.
b.       Membina pelayanan-pelayanan guidence guru-gurusupervi
Supervisor hendaknya member kesempatan kepada guru-guru untuk mendapatkan “in service training” mengenai pelayanan guidance.
c.       Membina guru-guru dalam pengelolaan kelas
Tanggung jawab supervisor ialah membantu guru-guru dalam menangani kasus-kasus disiplin mereka melalui group conferences maupun individual conferences, membahas akibatnya bagu murid dan sekolah mengenai berbagai perlakuan, hukuman atau tindakan lainnya.
d.       Membina guru-guru dalam pergaulan profesional mereka
Supervisor dalam hal ini membantu guru-guru untuk menyadari pentingnya pertimbangan jabatan untuk mencapai penyesuaian-penyesuaian yang sebaik-baiknya dalam bentuk sikap dan kebiasaan kerja yang tepat.


d.         Prinsip Supervisi
Seorang pemimpin pendidikan yang berfungsi sebagai supervisor dalam melaksanakan supervisi hendaknya bertumpu pada prinsip supervisi sebagai berikut :
1)                 Ilmiah (scientific)
Ilmiah (scientific) mencakup unsur-unsur:
a)        Sistematis
Sistematis berarti dilaksanakan secara teratur, bnrencana dan kontinyu.
b)        Objektif
Objektif artinya data yang didapat berdasarkan pada observasi nyata buakn tafsiran pribadi.
c)        Menggunakan alat atau instrument yang dapat memberikan informasi sebagai umpan balik untuk mengadakan penilaian terhadap proses belajar mengajar.
2)                 Demokratis
Menjunjung tinggi asas musyawarah, memiliki jiwa kekelurgaan yang kuat, serta senggup menerima pendapat orang lain.
3)                 Kooperatif
Maksudnya seluruh staf sekolah dapat bekerja sama, mengembangkan usaha bersama dalam menciptakan situasi belajar mengajar yang lebih baik.
4)                 Kostruktif dan kreatif
Membina inisiatif guru serta mendorongnya untuk aktif menciptakan suasana, dimana tiap orang merasa aman dan dapat mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki.
Selain itu dapat dibedakan juga prinsip positif  dan prinsip negatif. Prinsip positif adalah prinsip-prinsip yang patut kita ikuti, sedangkan prinsip negatif adalah prinsip yang merupakan larangan bagi kita.
1)   Prinsip-prinsip positif
a)      Supervisi harus dilaksanakan secara demokratis dan kooperatif.
Sebagai seorang supervisi harus menghargai kepribadian guru. Segala keputusan yang diambil harus berasal dari hasil musyawarah, sehingga terpupuklah suasana kerja yang baik antara pimpinan dengan yang dipimpin.
b)     Supervisi harus kreatif dan konstruktif
Supervisor hendaknya menyadari bahwa setiap guru memiliki kelebihan dan kekurangan, oleh karena itu supervisor harus memberikan dorongan kepada guru-guru dan mencarikan solusi untuk kekurangan guru sehingga guru dapat memperbaiki kekurangannya.
c)      Supervisi harus scientific dan efektif
Scientific yaitu supervisor harus mendengarkan masalah yang dihadapi guru dengan penuh perhatian, mengumpulkan data, kemudian mengolahnya dan menarik kesimpulan serta mengambil keputusan. Tugas seorang supervisor dalam hal ini yaitu mengkoordinir teori dan praktek.
d)     Supervisi harus dapat memberi perasaan aman kepada guru
Hubungan antara supervisor dan para guru harus senantiasa saling mmebantu dalam memecahkan masalah yang mereka hadapi, sehingga muncul rasa bebas untuk mengeluarkan pendapat.
e)      Supervisi harus berdasarkan kenyataan
Supervisi yang dilakukan hendaknya berdasarkan keadaan yang sebenarnya, karena hal tersebut merupakan bahan yang nyata untuk melaksanakan tugasnya sebaik mungkin.
f)       Supervisi harus memberi kesempatan kepada supervisor dan guru-guru untuk mengadakan self evaluation
Melalui self evaluation supervisor dapat mengetahui kelebihan, kekurangan dan kelemahan, kemudian supervisor dapat membantu guru dalam self evaluationnya demi anak didiknya.
2)     Prinsip-prinsip negatif
Prinsip-prinsip negatif merupakan larangan bagi kepala sekolah sebagai supervisor, seperti sebagai berikut :
a)      Seorang supervisor tidak boleh bersikap otoriter.
b)     Seorang supervisro tidak boleh mencari kesalahan pada guru-guru.
c)      Seorang supervisor bukan inspektur yang di tugaskan untuk memeriksa apakah peraturan-peraturan dan instruksi-instruksi yang telah diberikan dilaksanakan atau tidak.
d)     Seorang supervisor tidak boleh menganggap dirinya lebih dari guru-guru oleh karena jabatannya.
e)      Seorang supervisor tidak boleh terlalu banyak memperhatikan hal-hal kecil dalam cara-cara guru mengajar.
f)       Seorang supervisor tidak boleh lekas kecewa bila mengalami kegagalan.

e.          Peranan Supervisi dan Sikap Supervisor
Peranan seorang supervisor ialah menciptakan suasana sedemikianrupa sehingga guru-guru merasa aman dan bebas, dalam mengembangkan potensi dan daya kreasi mereka dengan penuh tanggung jawab. Briggs mengemukakan empat jenis supervisi dilihat dari sikap kerja seorang supervisor.
1)       Supervisi yang bersifat korektip
Supervisi yang sifatnya mengoreksi
2)   Supervisi yang bersifat preventip
Dalam hal ini supervisor bertugas untuk mengemukakan kesulitan-kesulitan yang mungkin akan dihadapi oleh guru pada masa depan. Gunanya untuk memperkecil sedapat mungkin efek-efek yag mungkin terjadi dan sekaligus menolong guru mempersiapkan diri bila mereka menghadapi kesulitan.
3)       Supervisi yang bersifat konstruktip
Supervisi bukanlah suatu penemuan kesalahan dan juga bukan hanya usaha perbaikan kesalahan. Supervisor seharusnya meninjau segala masalah dari segi pendidikan
4)       Supervisi yang bersifat kreatip
Dalam hal ini lebih ditetakankan pada kebebasan agar guru-guru dengan kemampuan berpikirnya dapat mencapai hasil  dengan lebih efektif.

f.        Sasaran Supervisi
Supervisi ditujukan kepada usaha memperbaiki situasi belajar mengajar. Yang dimaksudkan dengan situasi belajar mengajar ialah situasi dimana terjadi proses interaksi antara guru dan murid dalam usaha mencapai tujuan belajar yang telah ditentukan.

g.          Tipe-tipe Supervisi
1.         Tipe Inspeksi
Tipe seperti ini biasanya terjadi dalam administrasi dan model kepemimpinan yang otokratis, mengutamakan pada upaya mencari kesalahan orang lain, bertindak sebagai “Inspektur” yang bertugas mengawasi pekerjaan guru. Supervisi ini dijalankan terutama untuk mengawasi, meneliti dan mencermati apakah guru dan petugas di sekolah sudah melaksanakan seluruh tugas yang diperintahkan serta ditentukan oleh atasannya.
2.         Tipe Laisses Faire
Tipe ini kebalikan dari tipe sebelumnya. Kalau dalam supervisi inspeksi bawahan diawasi secara ketat dan harus menurut perintah atasan, pada supervisi Laisses Faire para pegawai dibiarkan saja bekerja sekehendaknya tanpa diberi petunjuk yang benar. Misalnya: guru boleh mengajar sebagaimana yang mereka inginkan baik pengembangan materi, pemilihan metode ataupun alat pelajaran.
3.         Tipe Coersive
Tipe ini tidak jauh berbeda dengan tipe inspeksi. Sifatnya memaksakan kehendaknya. Apa yang diperkirakannya sebagai sesuatu yang baik, meskipun tidak cocok dengan kondisi atau kemampuan pihak yang disupervisi tetap saja dipaksakan berlakunya. Guru sama sekali tidak diberi kesempatan untuk bertanya mengapa harus demikian. Supervisi ini mungkin masih bisa diterapkan secara tepat untuk hal-hal yang bersifat awal. Contoh supervisi yang dilakukan kepada guru yang baru mulai mengajar. Dalam keadaan demikian, apabila supervisor tidak bertindak tegas, yang disupervisi mungkin menjadi ragu-ragu dan bahkan kehilangan arah yang pasti.
4.         Tipe Training dan Guidance
Tipe ini diartikan sebagai memberikan latihan dan bimbingan. Hal yang positif dari supervisi ini yaitu guru dan staf tata usaha selalu mendapatkan latihan dan bimbingan dari kepala sekolah. Sedangkan dari sisi negatifnya kurang adanya kepercayaan pada guru dan karyawan bahwa mereka mampu mengembangkan diri tanpa selalu diawasi, dilatih dan dibimbing oleh atasannya.
5.         Tipe Demokratis
Selain kepemimpinan yang bersifat demokratis, tipe ini juga memerlukan kondisi dan situasi yang khusus. Tanggung jawab bukan hanya seorang pemimpin saja yang memegangnya, tetapi didistribusikan atau didelegasikan kepada para anggota atau warga sekolah sesuai dengan kemampuan dan keahlian masing-masing.


2.          Teknik-Teknik Yang Digunakan Dalam Pelaksanaan Supervisi
Teknik supervisi Pendidikan adalah atat  yang digunakan oleh supervisor untuk mencapai tujuan supervisi itu sendiri yang pada akhir dapat melakukan perbaikan pengajaran yang sesuai dengan situasi dan kondisi.  Dalam pelaksanaan supervisi pendidikan, sebagai supervisor harus mengetahui dan memahami serta melaksanakan teknik – teknik dalam supervisi. Berbagai macam teknik dapat digunakan oleh supervisor dalam membantu guru meningkatkan situasi belajar mengajar, baik secara kelompok maupun secara perorangan ataupun dengan cara langsung bertatap muka dan cara tak langsung bertatap muka atau melalui media komunikasi. Adapun teknik – teknik Supervisi adalah sebagai berikut  :
a.       Teknik Supervisi yang bersifat kelompok
Teknik Supervisi yang bersifat kelompok ialah teknik  supervisi yang dilaksanakan dalam pembinaan guru secara  bersama – sama oleh supervisor dengan sejumlah guru dalam satu kelompok.
Teknik Supervisi yang bersifat kelompok antara lain :
1)     Pertemuan Orientasi bagi guru baru.
Pertemuan orientasi adalah pertemuan anatar supervisor dengan supervisee (Terutama guru baru) yang bertujuan menghantar supervise memasuki suasana kerja. Pada pertemuan Orientasi supervisor diharapkan dapat menyampaikan atau menguraikan kepada supervisee hal – hal sebagai berikut:
·            Sistem kerja yang berlaku di sekolah itu.
·            Proses dan mekanisme administrasi dan organisasi sekolah.
·            Biasanya diiringi dengan tanya jawab dan penyajian seluruh kegiatan dan situasi sekolah.
·            Sering juga pertemuan orientasi ini juga diikuti dengan tindak lanjut dalam bentuk diskusi kelompok dan lokakarya.
·            Ada juga melalui perkunjungan ke tempat – tempat tertentu yang berkaitan atau berhubungan dengan sumber belajar.
·            Salah satu ciri yang sangat berkesan bagi pembinaan segi sosial dalam orientasi ini adalah makan bersama.
·            Aspek lain yang membantu terciptanya suasana kerja ialah bahwa guru baru tidak merasa asing tetapi guru baru merasa diterima dalam kelompok guru lain.
2)     Rapat guru
Rapat Guru adalah teknik supervisi kelompok melalui rapat guru yang dilakukan untuk membicarakan proses pembelajaan, dan upaya atau cara meningkatkan profesi guru. Tujuan teknik supervisi rapat guru adalah sebagai berikut :
·            Menyatukan pandangan – pandangan guru tentang masalah – masalah dalam mencapai makna dan tujuan pendidikan.
·            Memberikan motivasi kepada guru untuk menerima dan melaksanakan tugas – tugasnya dengan baik serta dapat mengembangkan diri dan jabatan mereka secara maksimal.
·            Menyatukan pendapat tentang metode kerja yang baik guna pencapaian pengajaran yang maksimal.
·            Membicarakan sesuatu melalui rapat guru yang bertalian dengan proses pembelajaran.
·            Menyampaikan informasi baru seputar belajar dan pembelajaran, kesulitan – kesulitan mengajar, dan cara mengatasi kesulitan mengajar secara bersama dengan semua guru disekolah.

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam suatu rapat guru antara lain : 
1.         Tujuan – tujuan yang hendak dicapai harus jelas dan konkrit.
2.         Masalah – masalah yang akan menjadi bahan rapat harus merupakan masalah yang timbul dari guru – guru yang dianggap penting dan sesuai dengan kebutuhan mereka.
3.         Masalah pribadi yang menyangkut guru di lembaga pendidikan tersebut perlu mendapat perhatian.
4.         Pengalaman – pengalaman baru yang diperoleh dalam rapat tersebut harus membawa mereka pada peningkatan pembelajaran terhadap siswa.
5.         Partisipasi guru pada pelaksanaan rapat hendaknya dipikirkan dengan sebaik – baiknya.
6.         Persoalan kondisi setempa, waktu, dan tempat rapat menjadi bahan pertimbangan dalam perencanaan rapat guru.

3)       Studi kelompok antar guru
Studi kelompok antara guru adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh sejumlah guru yang memiliki keahlian dibidang studi tertentu, seperti MIPA, Bahasa, IPS dan sebagainya, dan dikontrol oleh supervisor agar kegiatan dimaksud tidak berubah menjadi ngobrol hal – hal yang tidak ada kaitannya dengan materi. Topik yang akan dibahas dalam kegiatan ini telah dirumuskan dan disepakati terlebih dahulu. Tujuan pelaksanaan teknik supervisi ini adalah sebagai berikut :
·            Meningkatkan kualitas penguasaan materi dan kualitas dalam memberi layanan belajar.
·            Memberi kemudahan bagi guru – guru untuk mendapatkan bantuan pemechan masalah pada materi pengajaran.
·            Bertukar pikiran dan berbicara dengan sesama guru pada satu bidang studi atau bidang – bidang studi yang serumpun.
4)     Diskusi
Diskusi adalah pertukaran pikiran atau pendapat melalui suatu percakapan tentang suatu masalah untuk mencari alternatif pemecahannya. Diskusi merupakan salah satu teknik supervisi kelompok yang digunakan supervisor untuk mengembangkan berbagai ketrampilan pada diri para guru dalam mengatasi berbagai masalah atau kesulitan dengan cara melakukan tukar pikiran antara satu dengan yang lain. Melalui teknik ini supervisor  dapat membantu para guru untuk saling mengetahui, memahami, atau mendalami suatu permasalahan, sehingga secara bersama – sama akan berusaha mencari alternatif pemecahan masalah tersebut.  Tujuan pelaksanaan supervisi diskusi adalah untuk memecahkan masalah – masalah yang dihadapi guru dalam pekerjaannya sehari – hari dan upaya meningkatkan profesi melaluii diskusi.   
Hal – hal yang harus diperhatikan supervisor sebagai pemimpin diskusi sehingga setiap anggota mau berpartisipasi selama diskusi berlangsung supervisor harus mampu :
·            Menentukan tema perbincangan yang lebih spesifik ;
·            Melihat bahwa setiap anggota diskusi senang dengan keadaan dan topik yang dibahas dalam diskusi.
·            Melihat bahwa masalah yang dibahas dapat dimengerti oleh semua anggota dan dapat memecahkan masalah dalam pengajaran.
·            Melihat bahwa kelompok merasa diperlukan dan diikutsertakan untuk mencapai hasil bersama.
·            Mengakui pentingnya peranan setiap anggota yang dipimpinnya.
5)     Workshop 
Workshop adalah suatu kegiatan belajar kelompok yang terjadi dari sejumlah pendidik yang sedang memecahkan masalah melalui percakapan dan bekerja secara kelompok. Hal – hal yang perlu diperhatikan pada waktu pelaksanaan workshop antara lain :
1.         Masalah yang dibahas bersifat “Life cntred” dan muncul dari guru tersebut,
2.         Selalu menggunakan secara maksimal aktivitas mental dan fisik dalam kegiatan sehingga tercapai perubahan profesi yang lebih tinggi dan lebih baik.
6)     Tukar menukar pengalaman
Tukar menukar pengalaman “Sharing of Experince” suatu teknik perjumpaan dimana guru menyampaikan pengalaman masing-masing dalam mengajar terhadap topik-topik yang sudah diajarkan, saling memberi dan menerima tanggapan dan saling belajar satu dengan yang lain. Langkah – langkah melakukang sharing antara lain :
·            Menentukan tujuan yang akan dicapai.
·            Menentukan pokok masalah yang akan dibahas.
·            Memberikan kesempatan pada setiap peserta untuk menyumbangkan pendapat pendapat mereka
·            Merumuskan kesimpulan. 

b.        Teknik Individual dalam Supervisi 
Teknik Individual adalah teknik pelaksanaan supervisi yang digunakan supervisor kepada pribadi-pribadi guru guna peningkatan kualitas pengajaran disekolah.
1)       Teknik-teknik individual dalam pelaksanaan supervisi antara lain:
a)   Teknik Kunjungan kelas. 
Teknik kunjungan kelas adalah suatu teknik kunjungan yang dilakukan supervisor ke dalam satu kelas pada saat guru sedang mengajar dengan tujuan untuk membantu guru menghadapi masalah/kesulitan mengajar selama melaksanakan kegiatan pembelajaran. Kunjungan kelas dilakukan dalam upaya supervisor memperoleh data tentang keadaan sebenarnya mengenai kemampuan dan ketrampilan guru mengajar. Kemudian dengan yang ada kemudian melakukan perbincangan untuk mencari pemecahan atas kesulitan – kesulitan yang dihadapi oleh guru. Sehingga kegiatan pembelajaran dapat ditingkatkan. Kunjungan kelas dapat dilakukan dengan 3 cara, yatiu :
·            Kunjungan kelas tanpa diberitahu,
·            Kunjungan kelas dengan pemberitahuan,
·            Kunjungan kelas atas undangan guru, 
·            Saling mengunjungi kelas.
b)     Teknik Observasi Kelas
Teknik observasi kelas dilakukan pada saat guru mengajar. Supervisor mengobservasi kelas dengan tujuan untuk memperoleh data tentang segala sesuatu yang terjadi proses belajar mengajar. Data ini sebagai dasar bagi supervisor melakukan pembinaan terhadap guru yang diobservasi. Tentang waktu supervisor mengobservasi kelas ada yang diberitahu dan ada juga tidak diberi tahu sebelumnya, tetapi setelah melalui izin supaya tidak mengganggu proses belajar mengajar. Selama berada dikelas supervisor melakukan pengamatan dengan teliti, dan menggunakan instrumen yang ada terhada lingkungan kelas yang diciptakan oleh guru selama jam pelajaran.
c)      Percakapan Pribadi 
Percakapan pribadi merupakan Dialog yang dilakukan oleh guru dan supervisornya, yang membahas tentang keluhan – keluhan atau kekurangan yang dikeluarkan oleh guru dalam bidang mengajar, di mana di sini supervisor dapat memberikan jalan keluarnya. Dalam percakapan ini supervisor berusaha menyadarkan guru akan kelebihan dan kekurangannya.
Mendorong agar yang sudah baik lebih di tingkatkan dan yang masih kurang atau keliru agar diupayakan untuk memperbaikinya.
d)     Intervisitasi (mengunjungi sekolah lain)
Teknik ini dilakukan oleh sekolah-sekolah yang masih kurang maju dengan menyuruh beberapa orang guru untuk mengunjungi sekolah-sekolah yang ternama dan maju dalam pengelolaannya untuk mengetahui kiat-kiat yang tela- diambil sampai seekolah tersebut maju. Manfaat yang dapat diperoleh dari teknik supervisi ini adalah dapat saling membandingkan dan belajar atas kelebihan dan kekurangan berdasarkan pengalaman masing-masing. Sehingga masing-masing guru dapat memperbaiki kualitasnya dalam memberi layanan belajar kepada peserta didiknya.
e)      Penyeleksi berbagai sumber materi untuk mengajar.  
Teknik pelaksanaan supervisi ini berkaitan dengan aspek-aspek belajar mengajar. Dalam usaha memberikan pelayanan profesional kepada guru, supervisor pendidikan akan menaruh perhatian terhadap aspek-aspek proses belajar mengajar sehingga diperoleh hasil yang efektif. supervisor harus mempunyai kemampuan menyeleksi berbagai sumber materi yang digunakan guru untuk mengajar.  Adapun cara  untuk mengikuti perkembangan keguruan kita, ialah dengan berusaha mengikuti perkembangan itu melalui kepustakaan profesional, dengan mengadakan "profesional reading ". Ini digunakan untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan situasi belajar mengajar yang lebih baik. Hal ini menyatakan bahwa teknik penyeleksian berbagai suber materi untuk mengajar memiliki arti bahwa Teknik ini yang menitik beratkan kepada kemampuan Supervisor dalam menyeleksi buku-buku yang dimiliki oleh guru pada saat mengajar yang sesuai dengan kebutuhan kegiatan belajar mengajar.
f)       Menilai diri sendiri
Guru dan supervisor melihat kekurangan masing-masing yang mana ini dapat memberikan nilai tambah pada hubungan guru dan supervisor tersebut,yang akhirnya akan memberikan nilai positif bagi kegiatan belajar mengajar yang baik. Menilai diri sendiri merupakan tugas yang tidak mudah bagi guru, karena suatu pengukuran terbalik karena selama ini guru hanya menilai murid-muridnya. Ada beberapa cara atau alat yang dapat digunakan untuk menilai diri sendiri, antara lain membuat daftar pandangan atau pendapat yang disampaikan kepada murid-murid untuk menilai pekerjaan atau suatu aktivitas guru di muka kelas. Yaitu dengan menyususun pertanyaan yang tertutup maupun terbuka, tanpa perlu menyebutkan nama siswa.
c.       Diskusi Panel  
Teknik ini dilakukan dihadapan guru oleh para pakar dari bermacam sudut ilmu dan pengalaman terhadap suatu masalah yang telah ditetapkan. Mereka akan melihat suatu masalah itu sesuai dengan pandangan ilmu dan pengalaman masing-masing sehingga guru dapat masukan yang sangat lengkap dalam menghadapi atau memecahkan suatu masalah. Manfaat dari kegiatan ini adalah lahirnya sifat cekatan dalam memecahkan masalah dari berbagai sudut pandang ahli.
d.      Seminar  
Seminar adalah suatu rangkaian kajian yang diikuti oleh suatu kelompok untuk mendiskusikan, membahas dan memperdebatkan suatu masalah yang berhubungan dengan topik.  Berkaitan dengan pelaksanaan supervisi, dalam seminar ini dapat dibahas seperti bagaimana menyusun silabus sesuai standar isi, bagaimana mengatasi masalah disiplin sebagai aspek moral sekolah, bagaimana mengatasi anak – anak yang selalu membuat keributan dikelas, dll. Pada waktu pelaksanaan seminar kelompok mendengarkan laporan atau ide – ide menyangkut permasalahan pendidikan dari salah seorang anggotanya.
e.      Simposium
Kegiatan mendatangkan seorang ahli pendidikan untuk membahas masalah pendidikan. Simposium menyuguhkan pidato-pidato pendek yang meninjau suatu topik dari aspek-aspek yang berbeda. Penyuguh pidato biasanya tiga orang dimana guru sebagai pengikut diharapkan dapat mengambil bekal dengan mendengarkan pidato-pidato tersebut.
f.        Demonstrasi mengajar
Usaha peningkatan belajar mengajar dengan cara mendemonstrasikan cara mengajar dihadapan guru dalam mengenalkan berbagai aspek dalam mengajar di kelas oleh supervisor.
g.       Buletin supervisi 
Suatu media yang bersifat cetak dimana disana didapati peristiwaperistiwa pendidikan yang berkaitan dengan cara-cara mengajar,tingkah laku siswa,dan sebagainnuya.Diharapkan ini dapat membantu guru untuk menjadi lebih baik.

Kesimpulan
Istilah “supervisi” dapat pula dijelaskan menurut bentuk perkataan. Supervisi terdiri dari dua kata, yaitu super yang berarti atas atau lebih. Sedangkan visi berarti lihat, tilik, awasi. Seorang supervisor mempunyai posisi di atas atau mempunyai kedudukan yang lebih tinggi dari orang yang disupervisi. Seorang supervisor memiliki tugas melihat, menilik, mengawasi orang-orang yang disupervisi. Supervisi adalah bantuan dalam pengembangan situasi belajar mengajar agar memperoleh kondisi yang lebih baik. Meskipun tujuan akhirnya tertuju pada hasil belajar siswa, namun yang diutamakan dalam supervisi adalah bantuan kepada guru. Supervisi pendidikan berfungsi untuk memperoleh gambaran yang jelas dan objektif tentang suatu situasi pendidikan, Penilaian (evaluation) → lebih menekankan pada aspek daripada negative, Perbaikan (improvement) → dapat mengatahui bagaimana situasi pendidikan/pengajaran pada umumnya dan situasi belajar mengajarnya. Pembinaan → berupa bimbingan (guidance) kea rah pembinaan diri yang disupervisi. Tujuan akhir dari supervisi pendidikan adalah meningkatkan professional guru dan karyawan sekolah guna menunjang akuntabilitas siswa dalam belajar, sehingga siswa benar-benar menjadi manusia yang berilmu, berbudi dan kreatif dalam segala hal sesuai dengan amanah UUD 45.

DAFTAR PUSTAKA

Sahertian, Piet A. 2008. Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta

Purwanto, Ngalim M. 2008. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya

Arikunto, Suharsimi. 2004. Dasar-dasar Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta


0 comments:

Post a Comment