SUPERVISI PENDIDIKAN
DAN PENGAWASAN SEKOLAH
Disusun
untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ................................................
2011
SUPERVISI PENDIDIKAN
DAN PENGAWASAN SEKOLAH
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan sarana
yang sangat tepat dalam melestarikan sistem nilai yang berkembang dalam
kehidupan. Proses pendidikan tidak hanya memberikan pengetahuan dan pemahaman
pada peserta didik, namun juga diarahkan pada pembentukan sikap, perilaku dan kepribadian peserta didik karena mengingat perkembangan komunikasi, informasi
dan kehadiran media cetak maupun elektronik tidak selalu membawa pengaruh
positif bagi peserta didik. Meskipun pengaruh tersebut juga tergantung pada
setiap peserta didik, namun perlu adanya tindakan untuk mengantisipasi dengan
memberikan pembekalan pada peserta didik oleh pendidik.
Pihak
sekolah memiliki peran yang sangat
penting dalam membentuk karakter peserta didik. Terlebih lagi di jaman yang seperti saat ini yang sangat pesat
kemajuan teknologinya. Peserta didik dapat dengan mudah menggunakan kemajuan
teknologi tersebut, karena perkataan saja tidak cukup efektif untuk menekan
akibat negatif dari kemajuan teknologi. Apabila pihak sekolah tidak memberikan
pengarahan dan petunjuk tentang pemanfaatan teknologi dengan baik, maka peserta
didik tidak akan menjadi manusia yang diharapkan bangsa. Oleh karena itu,
pendidik merupakan bagian yang berperan penting ketika peserta didik berada di
sekolah.
Selain
peserta didik, pendidik juga harus diperhatikan perilaku dan kemampuannya dalam
mengajar, khususnya guru dan karyawan. Hal tersebut dilakukan agar pendidik
dapat menjadi panutan yang baik bagi peserta didik dan dapat menjalankan
tugasnya sesuai dengan ketentuan yang belaku.
Dengan
begitu pihak sekolah seharusnya memiliki program kerja ataupun badan untuk
sekolah yang bertujuan untuk memonitoring proses belajar mengajar sehingga
berjalan dengan lancar. Selain itu, dengan diadakannya program kerja ataupun
badan yang berada di atas pendidik posisinya, pemerintah dapat mengetahui
hal-hal yang terjadi di lembaga pendidikan, dengan begitu pemerintah dapat
mengevaluasi program kerja bawahannya.
Guna mencapai semua itu
maka dalam pelaksanaan tugas pendidik perlu adanya supervisi dan pengawasan,
contohnya kepala sekolah.
PEMBAHASAN
A. Supervisi Pendidikan
1.
Konsep dasar
supervisi pendidikan
a.
Pengertian Supervisi
Istilah “supervisi”
pendidikan dapat dijelaskan baik menurut asal usul (etimologis) bentuk
perkataan (morfologi) maupun isi yang terkandung dalam perkataan itu (sematik).
1)
Arti
etimologi
Istilah
“supervisi” diambil dari perkataan inggris “supervision” yang memiliki arti
pengawasan. Supervisi pendidikan berarti kepengawasan dibidang pendidikan.
Orang yang melakukan supervisi disebut “supervisor”, yang dalam bidang
pendidikan disebut supervisor pendidikan.
2)
Arti
morfologis
Istilah
“supervisi” dapat pula dijelaskan menurut bentuk perkataan. Supervisi terdiri
dari dua kata, yaitu super yang berarti atas atau lebih. Sedangkan visi berarti
lihat, tilik, awasi. Seorang supervisor mempunyai posisi di atas atau mempunyai
kedudukan yang lebih tinggi dari orang yang disupervisi. Seorang supervisor
memiliki tugas melihat, menilik, mengawasi orang-orang yang disupervisi.
3)
Arti sematik
Adapun arti
yang terkandung dalam istilah supervisi telah banyak dirumuskan oleh para ahli :
a)
Menurut
P.Adams dan Frank G.Dickey mengatakan, supervisi adalah program yang berencana
untuk memperbaiki pengajaran.
b)
Menurut
Boardman et. mengatakan, supervisi adalah suatu usaha menstimulir,
mengkoordinir dan membimbing secara kotinyu pertumbuhan guru-guru di sekolah
baik secara individual maupun secara kolektif, agar lebing mengerti dan lebih
efektif dalam mewujudkan seluruh fungsi pengajaran denga demikian mereka dapat menstimulir dan
membimbing pertumbuhan tiap murid secara kontinyu, sehingga dengan demikian
mereka mampu dan lebih cakap berpartisipasi dalam masyarakat demokrasi modern.
c)
Menurut
Mc.Nerney, supervisi adalah memprosedur memberi arah serta, mengadakan
penilaian secara kritis terhadap proses pengajaran.
d)
Menurut H.
Burton dan Lee J. Bruceckner, supervisi adalah suatu teknik pelayanan yang
tujuan utamanya mempelajari dan memperbaiki secara bersama-sama faktor-faktor
yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak.
e)
Menurut
Kimball Wiles, Supervisi adalah bantuan dalam perkembangan dari
belajar-mengajar yang baik. Ia mengatakan bahwa fungsi dasar supervisi adalah
memperbaiki situasi belajar-mengajar.
f)
Dalam
“Dictionary of Education” memberikan pengertian, supervisi adalah usaha dari
petugas-petugas sekolah dalam memimpin guru-guru dan petugas-petugas
lainnya, dalam memperbaiki pengajaran,
termasuk menstimulir, menyeleksi pertumbuhan jabatan dan perkembangan guru-guru
dan merevisi tujuan-tujuan pendidikan, bahan-bahan pengajaran dan metode
mengajar dan evaluasi pengajaran.
Kegiatan supervisi
dahulu banyak dilakukan adalah Inspeksi, pemeriksaan, pengawasan atau
penilikan. Supervisi masih serumpun dengan inspeksi, pemeriksaan dan
pengawasan, dan penilikan, dalam arti kegiatan yang dilakukan oleh atasan
–orang yang berposisi diatas, pimpinan terhadap hal-hal yang ada
dibawahnya. Inspeksi : inspectie (belanda) yang artinya memeriksa
dalam arti melihat untuk mencari kesalahan. Orang yang menginsipeksi disebut
inspektur. Inspektur dalam hal ini mengadakan :
1. Controlling : memeriksa apakah
semuanya dijalankan sebagaimana mestinya
2. Correcting : memeriksa apakah
semuanya sesuai dengan apa yang telah ditetapkan/digariskan
3. Judging : mengandili dalam arti
memberikan penilaian atau keputusan sepihak
4.
Directing : pengarahan, menentukan ketetapan/garis
5.
Demonstration : memperlihatkan bagaimana mengajar yang baik
Pemeriksaan artinya
melihat apa yg terjadi dlm kegiatan sedangkan Pengawasan adalah Melihat apa yg
positif & negatif. Adapun Supervisi juga merupakan kegiatan pengawasan
tetapi sifatnya lebih human, manusiawi. Kegiatan supervisi bukan mencari - cari
kesalahan tetapi lebih banyak mengandung unsur pembinnaan, agar kondisi
pekerjaan yang sedang disupervisi dapat diketahui kekurangannya (bukan
semata-mata kesalahannya) untuk dapat diberitahu bagian yang perlu diperbaiki.
Supervisi dilakukan untuk melihat bagian mana dari kegiatan sekolah yg masih
negatif untuk diupayakan menjadi positif, & melihat mana yang sudah positif
untuk ditingkatkan menjadi lebih positif lagi dan yang terpenting adalah
pembinaannya
Orang yang melakukan
supervise disebut supervisor. Dibidang pendidikan disebut supervisor
pendidikan. Menurut keputusan menteri pendidikan dan kebudayaan nomor
0134/0/1977, temasuk kategori supervisor dalam pendidikan adalah kepala
sekolah, penelik sekolah, dan para pengawas ditingkatkan kabupaten/kotamadya,
serta staf di kantor bidang yang ada di tiap provinsi.
Jika supervisi
dilaksanakan oleh kepala sekolah, maka ia harus mampu melakukan berbagai
pengawasan dan pengendalian untuk meningkatkan kinerja tenaga kependidikan.
Pengawasan dan pengendalian ini merupakan kontrol agar kegiatan pendidikan di
sekolah terarah pada tujuan yang telah ditetapkan. Pengawasan dan pengendalian
juga merupakan tindakan preventif untuk mencegah agar para tenaga kependidikan
tidak melakukan penyimpangan dan lebih berhati-hati dalam melaksanakan
pekerjaannya.
b.
Tujuan
Supervisi
Tujuan dari supervisi adalah mengembangkan
situasi belajar dan mengajar yang lebih baik. Usaha ke arah perbaikan belajar
dan mengajar ditujukan kepada pencapaian tujuan akhir dari pendidikan yaitu
pembentukan pribadi anak secara maksimal. Secara operasional tujuan kongkrit
dari tujuan pendidikan :
1)
Membantu
guru-guru melihat dengan jelas tujuan-tujuan pendidikan.
2)
Membantu
guru-guru dalam membimbing pengalaman belajar murid-murid.
3)
Membantu
guru-guru dalam mengguanakan sumber-sumber pengalaman belajar.
4)
Membantu
guru-guru dalam menggunakan metode-metode dan alat-alat pelajaran modern.
5)
Membantu
guru-guru dalam memenuhi kebutuhan belajar murid-murid.
6)
Membantu
guru-guru dalam hal menilai kemajuan murid-murid dan hasil pekerjaan guru itu
sendiri.
7)
Membantu
guru-guru dalam membina reaksi mental atau moral kerja guru-guru dalam rangka
pertumbuhan pribadi dan jabatan mereka.
8)
Membantu
guru-guru baru di sekolah sehingga mereka merasa gembira dengan tugas yang
diperolehnya.
9)
Membantu
guru-guru agar lebih mudah mengadakan penyesuaian terhadap masyarakat dan
cara-cara mengguankan sumber-sumber masyarakat dan seterusnya.
10)
Membantu
guru-guru agar waktu dan tenaga guru tercurahkan sepenuhnya dalam pembinaan
sekolah.
c.
Fungsi Supervisi
Ada bermacam-macam tanggapan tentang fungsi
supervisi sesuai dengan devinisi yang telah dikemukakan, namun ada suatu genral
agreement bahwa peranan utama dari supervisi adalah ditujukan kepada “perbaikan
pengajaran” Fransth Jane
berkeyakinan bahwa supervsi akan dapat member bantuan terhadap program
pendidikan melalui bermacam-macam cara sehingga kualitas kehidupan akan
diperbaiki oleh karenanya. Sebagaiman Fransth Jane, demikian juga Ayer, Fred E.
menganggap fungsi supervisi untuk memelihara program pengajaran yang ada
sebaik-baiknya sehingga ada perbaikan. Menurut W.H.Burton dan Leo J.Bruckner
menjelaskan bahwa fungsi supervisi modern adalah menilai dan memperbaiki faktor-faktor
yang mempengaruhi hal belajar maka Gimbal Wiles lebih tegas lagi mengatakan
bahwa fungsi dasar supervisi yaitu memperbaiki situasi belajar anak-anak.
Perubahan masyarakat menentukan dimensi baru
terhadap fungsi supervisi. Hal itu jelas dalam suatu analisa fungsi supervisi
menurut Swearingen sebagai berikut:
Swearingen
memberi 8 fungsi supervisi:
1)
Menkoordinir
semua usaha sekolah
2)
Melengkapi
kepemimpinan sekolah
3)
Memperluas
pengalaman guru-guru
4)
Menstimulir
usaha-usaha yang kreatif
5)
Memberikan
fasilitas dan penilaian yang terus menerus
6)
Menganalisa
situasi belajar dan mengajar
7)
Memberikan
pengetahuan dan skill kepada setiap anggota staff
8)
Mengintegrasikan
tujuan pendidikan dan membantu meningkatkan kemampuan mengajar guru-guru
Dari fungsi supervisi di atas dapat disimpulkan:
1) Penelitian (research) → untuk memperoleh
gambaran yang jelas dan objektif tentang suatu situasi pendidikan
·
Perumusan topic
·
Pengumpulan data
·
Pengolahan data
·
Konlusi
hasil penelitian
2) Penilaian (evaluation) → lebih menekankan
pada aspek daripada negative
3) Perbaikan (improvement) → dapat mengatahui
bagaimana situasi pendidikan/pengajaran pada umumnya dan situasi belajar
mengajarnya.
4) Pembinaan → berupa bimbingan (guidance) kea
rah pembinaan diri yang disupervisi
Adapun jenis-jenis pelayanan supervisi pendidikan sebagai
berikut :
1)
Membantu guru-guru dalam memilih dan mengorganisir bahan-bahan pelajaran.
a.
Pembinaan kurikulum sebagai suatu masalah supervisi
Kurikulum merupakan hal yang penting sebelum melakukan proses
pembelajaran, maka dari itu perubahan sangat diperlukan secara kontinyu. Dengan
begitu bantuan dari supervisor diperlukan untuk usaha pembinaan mata pelajaran,
karena “pre-service education” yang diperoleh guru dirasa kurang memadai.
b.
Membantu guru-guru mengidentifikasi tujuan pengajaran
Salah satu tanggungjawab terpenting dari pemimpin dan
mengerti tentang hakikat dan proses belajar. Untuk itu guru harus mengetahui
tujuan pengajaran bagi murid-murid,
hendaknya menyadari permasalahan yang menyebabkan perubahan di
masyarakat, dan diberikan kesempatan untuk bekerja menurut kreatifitas dan
manajemen sendiri. Itulah sebabnya, guru perlu dibantu mengidentifikasi tujuan
pengajaran.
c.
Membantu guru-guru menggali dan mengembangkan bahan pelajaran
Dalam merencanakan aktivitas dan pengalaman belajar, guru
sering tidak menyadari adanya pemikiran yang keliru atau verbalisme. Dalam hal
ini, bantuan supervisor untuk menghindari hal tersebut sangat diperlukan.
d.
Membantu guru-guru memilih textbooks
Pemilihan textbooks sangat penting karena untuk
kelancaran penyajian mata pelajaran. Dalam pemilihan textbooks harus sesuai
dengan kriteria untuk mengevaluasi mata pelajaran.
e.
Membantu guru-guru mempelajari murid-murid dan kebutuhan mereka
Guru perlu dibantu dalam hal ini untuk mengenal perbedaan
individu setiap murid, dengan begitu guru dapat menyesuaikan bahan pelajaran
dengan keadaan murid.
f.
Personalia dan organisasi penyusunan bahan pelajaran
Dalam penyusunan bahan pelajaran dapat digunakan
konsultan ataupun “curriculum leaders”, baik dari para administrator mupun
supervisor. Mereka dapat menyarankan suatu prosedur atau membentuk panitia,
serta mengikut sertakan guru-guru untuk menyusun bahan pelajaran.
g.
Macam-macam “In-service Activities”
Dalam hubungannya dengan pembinaan mata pelajaran, ada bermacam-macam
“In-service Activities”, antara lain :
1.
Penempatan guru-guru baru
2.
Pre-session dan post-session plannings
3.
Workshop
4.
Pelayanan konsultasi
5.
Profesional library
2)
Membantu guru menyesuaikan pengajaran dengan perbedaan individual.
a.
Membantu guru menyadari adanya perbedaan diantara murid-murid
Dalam usaha mengetahui perbedaan murid dapat diketahui
dengan data tentang murid yang berisikan tentang latar belakang keluarga,
pengalaman dan minat, tingkat intelektual, status pendidikan, kebiasaan dan
ketrampilan belajar, sifat-sifat kepribadian, dan sifat jasmani.
b.
Mengembangkan cara-cara pemecahan masalah-masalah perbedaan individual
Pemecahan masalah tentang perbedaan individual dapat
diselesaikan dengan rapat dewan guru.
c.
Penggunaan pengajaran diagnostik dan remedial untuk memcahkan
masalah-masalah perbedaan individual
Supervisor dapat membantu guru dalam pengadaan remedial
untuk murid dengan menggunakan tes-tes diagnostik yang hasilnya dapat dipakai
untuk perbaikan pengajaran.
d.
Membantu guru-guru dalam pengajaran kelompok-kelompok homogen
Supervisor membantu guru dalam pengelompokan murid sesuai
kemampuan, dengan pengelompokan tersebut lebih efektif dalam pembelajaran.
3)
Membina bimbingan belajar murid-murid.
a.
Perlunya pembinaan bimbingan belajar
Guru kurang mampu mendiagnosa sebab-sebab kegagalan
belajar murid, kurangnya pengetahuan tentang psikologi belajar, dan gagalnya
pelaksanaan pengajaran yang efektif, dengan begitu supervisor berperan untuk
membantu guru untuk membimbing belajar murid.
b.
Mendiagnosa permasalahan murid dalam belajar
Tugas superior dalam hal ini ialah mendorong guru untuk menemukan
permasalahan belajar murid, mampu mengumpulkan informasi tentang kebiasaan
belajar, menganalisa informasi, serta melaksanakan prosedur remedial.
c.
Membantu guru-guru dalam mengembangkan kebiasaan belajar yang tepat
Belajar anak dipengaruhi oleh faktor fisik dan
psikologis, sebagai pengajar seharusnya mempertimbangkan semua faktor yang
mmepengaruhi belajar dan berusaha mengembnagkan cara-cara belajar yang baik.
d.
Pembinaan perpustakaan dan penggunaannya untuk belajar
Para supervisor hendaknya membantu guru-guru untuk
memeriksa buku-buku yang tersedia di sekolah sudah memadai atau belum untuk
kepentingan pendidik dan murid.
4)
Membina pertisipasi guru dalam membimbing kegiatan ekstrakurikuler.
a.
Pembinaan guru dalam membimbing kegiatan ekstrakurikuler
Dengan adanya kesadaran tentang pentingnya kegiatan
ekstrakurikuler, maka supervisorhendaknya membina guru-guru menjadi pembimbing
kegiatan tersebut.
b.
Membina pelayanan-pelayanan guidence guru-gurusupervi
Supervisor hendaknya member kesempatan kepada
guru-guru untuk mendapatkan “in service training” mengenai pelayanan guidance.
c.
Membina guru-guru dalam pengelolaan kelas
Tanggung
jawab supervisor ialah membantu guru-guru dalam menangani kasus-kasus disiplin
mereka melalui group conferences maupun individual conferences, membahas
akibatnya bagu murid dan sekolah mengenai berbagai perlakuan, hukuman atau
tindakan lainnya.
d.
Membina guru-guru dalam pergaulan profesional mereka
Supervisor dalam hal ini membantu guru-guru
untuk menyadari pentingnya pertimbangan jabatan untuk mencapai
penyesuaian-penyesuaian yang sebaik-baiknya dalam bentuk sikap dan kebiasaan
kerja yang tepat.
d.
Prinsip
Supervisi
Seorang pemimpin pendidikan yang berfungsi
sebagai supervisor dalam melaksanakan supervisi hendaknya bertumpu pada prinsip
supervisi sebagai berikut :
1)
Ilmiah
(scientific)
Ilmiah (scientific) mencakup unsur-unsur:
a)
Sistematis
Sistematis
berarti dilaksanakan secara teratur, bnrencana dan kontinyu.
b)
Objektif
Objektif
artinya data yang didapat berdasarkan pada observasi nyata buakn tafsiran
pribadi.
c)
Menggunakan
alat atau instrument yang dapat memberikan informasi sebagai umpan balik untuk mengadakan penilaian
terhadap proses belajar mengajar.
2)
Demokratis
Menjunjung
tinggi asas musyawarah, memiliki jiwa kekelurgaan yang kuat, serta senggup
menerima pendapat orang lain.
3)
Kooperatif
Maksudnya
seluruh staf sekolah dapat bekerja sama, mengembangkan usaha bersama dalam
menciptakan situasi belajar mengajar yang lebih baik.
4)
Kostruktif
dan kreatif
Membina
inisiatif guru serta mendorongnya untuk aktif menciptakan suasana, dimana tiap
orang merasa aman dan dapat mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki.
Selain itu dapat dibedakan juga prinsip positif dan prinsip negatif. Prinsip positif adalah
prinsip-prinsip yang patut kita ikuti, sedangkan prinsip negatif adalah prinsip
yang merupakan larangan bagi kita.
1)
Prinsip-prinsip positif
a)
Supervisi harus dilaksanakan secara demokratis dan kooperatif.
Sebagai seorang supervisi harus menghargai kepribadian
guru. Segala keputusan yang diambil harus berasal dari hasil musyawarah,
sehingga terpupuklah suasana kerja yang baik antara pimpinan dengan yang
dipimpin.
b)
Supervisi harus kreatif dan konstruktif
Supervisor hendaknya menyadari bahwa setiap guru memiliki
kelebihan dan kekurangan, oleh karena itu supervisor harus memberikan dorongan
kepada guru-guru dan mencarikan solusi untuk kekurangan guru sehingga guru
dapat memperbaiki kekurangannya.
c)
Supervisi harus scientific dan efektif
Scientific yaitu supervisor harus mendengarkan masalah
yang dihadapi guru dengan penuh perhatian, mengumpulkan data, kemudian
mengolahnya dan menarik kesimpulan serta mengambil keputusan. Tugas seorang
supervisor dalam hal ini yaitu mengkoordinir teori dan praktek.
d)
Supervisi harus dapat memberi perasaan aman kepada guru
Hubungan antara supervisor dan para guru harus senantiasa
saling mmebantu dalam memecahkan masalah yang mereka hadapi, sehingga muncul
rasa bebas untuk mengeluarkan pendapat.
e)
Supervisi harus berdasarkan kenyataan
Supervisi yang dilakukan hendaknya berdasarkan keadaan yang sebenarnya,
karena hal tersebut merupakan bahan yang nyata untuk melaksanakan tugasnya
sebaik mungkin.
f)
Supervisi harus memberi kesempatan kepada supervisor dan guru-guru untuk
mengadakan self evaluation
Melalui self evaluation
supervisor dapat mengetahui kelebihan, kekurangan dan kelemahan, kemudian
supervisor dapat membantu guru dalam self
evaluationnya demi anak didiknya.
2)
Prinsip-prinsip negatif
Prinsip-prinsip negatif merupakan larangan bagi kepala sekolah sebagai
supervisor, seperti sebagai berikut :
a)
Seorang supervisor tidak boleh bersikap otoriter.
b)
Seorang supervisro tidak boleh mencari kesalahan pada guru-guru.
c)
Seorang supervisor bukan inspektur yang di tugaskan untuk memeriksa apakah
peraturan-peraturan dan instruksi-instruksi yang telah diberikan dilaksanakan
atau tidak.
d)
Seorang supervisor tidak boleh menganggap dirinya lebih dari guru-guru oleh
karena jabatannya.
e)
Seorang supervisor tidak boleh terlalu banyak memperhatikan hal-hal kecil
dalam cara-cara guru mengajar.
f)
Seorang supervisor tidak boleh lekas kecewa bila mengalami kegagalan.
e.
Peranan
Supervisi dan Sikap Supervisor
Peranan seorang supervisor ialah menciptakan suasana sedemikianrupa sehingga
guru-guru merasa aman dan bebas, dalam mengembangkan potensi dan daya kreasi
mereka dengan penuh tanggung jawab. Briggs mengemukakan empat jenis supervisi
dilihat dari sikap kerja seorang supervisor.
1)
Supervisi
yang bersifat korektip
Supervisi
yang sifatnya mengoreksi
2)
Supervisi
yang bersifat preventip
Dalam hal ini supervisor bertugas untuk
mengemukakan kesulitan-kesulitan yang mungkin akan dihadapi oleh guru pada masa
depan. Gunanya untuk memperkecil sedapat mungkin efek-efek yag mungkin terjadi
dan sekaligus menolong guru mempersiapkan diri bila mereka menghadapi
kesulitan.
3)
Supervisi
yang bersifat konstruktip
Supervisi bukanlah suatu penemuan kesalahan dan juga
bukan hanya usaha perbaikan kesalahan. Supervisor seharusnya meninjau segala
masalah dari segi pendidikan
4)
Supervisi
yang bersifat kreatip
Dalam hal ini lebih ditetakankan pada kebebasan agar
guru-guru dengan kemampuan berpikirnya dapat mencapai hasil dengan lebih efektif.
f.
Sasaran Supervisi
Supervisi ditujukan
kepada usaha memperbaiki situasi belajar mengajar. Yang dimaksudkan dengan
situasi belajar mengajar ialah situasi dimana terjadi proses interaksi antara
guru dan murid dalam usaha mencapai tujuan belajar yang telah ditentukan.
g.
Tipe-tipe Supervisi
1.
Tipe Inspeksi
Tipe seperti ini biasanya terjadi dalam administrasi dan model
kepemimpinan yang otokratis, mengutamakan pada upaya mencari kesalahan orang
lain, bertindak sebagai “Inspektur” yang bertugas mengawasi pekerjaan guru.
Supervisi ini dijalankan terutama untuk mengawasi, meneliti dan mencermati
apakah guru dan petugas di sekolah sudah melaksanakan seluruh tugas yang
diperintahkan serta ditentukan oleh atasannya.
2.
Tipe Laisses Faire
Tipe ini kebalikan dari tipe sebelumnya. Kalau dalam
supervisi inspeksi bawahan diawasi secara ketat dan harus menurut perintah atasan,
pada supervisi Laisses Faire para pegawai dibiarkan saja bekerja sekehendaknya
tanpa diberi petunjuk yang benar. Misalnya: guru boleh mengajar sebagaimana
yang mereka inginkan baik pengembangan materi, pemilihan metode ataupun alat
pelajaran.
3.
Tipe Coersive
Tipe ini tidak jauh berbeda dengan tipe inspeksi. Sifatnya memaksakan
kehendaknya. Apa yang diperkirakannya sebagai sesuatu yang baik, meskipun tidak
cocok dengan kondisi atau kemampuan pihak yang disupervisi tetap saja
dipaksakan berlakunya. Guru sama sekali tidak diberi kesempatan untuk bertanya mengapa harus
demikian. Supervisi ini mungkin masih bisa diterapkan secara tepat untuk
hal-hal yang bersifat awal. Contoh supervisi yang dilakukan kepada guru yang baru mulai mengajar. Dalam
keadaan demikian, apabila supervisor tidak bertindak tegas, yang disupervisi
mungkin menjadi ragu-ragu dan bahkan kehilangan arah yang pasti.
4.
Tipe Training dan Guidance
Tipe ini diartikan sebagai memberikan latihan dan bimbingan. Hal yang
positif dari supervisi ini yaitu guru dan staf tata usaha selalu mendapatkan
latihan dan bimbingan dari kepala sekolah. Sedangkan dari sisi negatifnya
kurang adanya kepercayaan pada guru dan karyawan bahwa mereka mampu
mengembangkan diri tanpa selalu diawasi, dilatih dan dibimbing oleh atasannya.
5.
Tipe Demokratis
Selain kepemimpinan yang bersifat demokratis, tipe ini juga memerlukan
kondisi dan situasi yang khusus. Tanggung jawab bukan hanya seorang pemimpin
saja yang memegangnya, tetapi didistribusikan atau didelegasikan kepada para anggota
atau warga sekolah sesuai dengan kemampuan dan keahlian masing-masing.
2.
Teknik-Teknik Yang Digunakan Dalam Pelaksanaan
Supervisi
Teknik supervisi
Pendidikan adalah atat yang digunakan oleh supervisor untuk mencapai
tujuan supervisi itu sendiri yang pada akhir dapat melakukan perbaikan
pengajaran yang sesuai dengan situasi dan kondisi. Dalam pelaksanaan supervisi
pendidikan, sebagai supervisor harus mengetahui dan memahami serta
melaksanakan teknik – teknik dalam supervisi. Berbagai macam teknik dapat
digunakan oleh supervisor dalam membantu guru meningkatkan situasi belajar
mengajar, baik secara kelompok maupun secara perorangan ataupun dengan cara
langsung bertatap muka dan cara tak langsung bertatap muka atau melalui media
komunikasi. Adapun teknik – teknik Supervisi adalah sebagai berikut :
a.
Teknik
Supervisi yang bersifat kelompok
Teknik
Supervisi yang bersifat kelompok ialah teknik supervisi yang dilaksanakan
dalam pembinaan guru secara bersama – sama oleh supervisor dengan sejumlah
guru dalam satu kelompok.
Teknik Supervisi yang bersifat kelompok
antara lain :
1)
Pertemuan
Orientasi bagi guru baru.
Pertemuan orientasi adalah pertemuan
anatar supervisor dengan supervisee (Terutama guru baru) yang bertujuan
menghantar supervise memasuki suasana kerja. Pada pertemuan Orientasi
supervisor diharapkan dapat menyampaikan atau menguraikan kepada supervisee hal
– hal sebagai berikut:
·
Sistem kerja
yang berlaku di sekolah itu.
·
Proses dan
mekanisme administrasi dan organisasi sekolah.
·
Biasanya
diiringi dengan tanya jawab dan penyajian seluruh kegiatan dan situasi sekolah.
·
Sering juga
pertemuan orientasi ini juga diikuti dengan tindak lanjut dalam bentuk diskusi
kelompok dan lokakarya.
·
Ada juga
melalui perkunjungan ke tempat – tempat tertentu yang berkaitan atau
berhubungan dengan sumber belajar.
·
Salah satu
ciri yang sangat berkesan bagi pembinaan segi sosial dalam orientasi ini adalah
makan bersama.
·
Aspek lain
yang membantu terciptanya suasana kerja ialah bahwa guru baru tidak merasa
asing tetapi guru baru merasa diterima dalam kelompok guru lain.
2)
Rapat guru
Rapat Guru
adalah teknik supervisi kelompok melalui rapat guru yang dilakukan untuk
membicarakan proses pembelajaan, dan upaya atau cara meningkatkan profesi guru.
Tujuan teknik supervisi rapat guru adalah sebagai berikut :
·
Menyatukan
pandangan – pandangan guru tentang masalah – masalah dalam mencapai makna dan
tujuan pendidikan.
·
Memberikan
motivasi kepada guru untuk menerima dan
melaksanakan tugas – tugasnya dengan baik serta dapat mengembangkan diri dan
jabatan mereka secara maksimal.
·
Menyatukan
pendapat tentang metode kerja yang baik guna pencapaian pengajaran
yang maksimal.
·
Membicarakan
sesuatu melalui rapat guru yang bertalian dengan proses pembelajaran.
·
Menyampaikan
informasi baru seputar belajar dan pembelajaran, kesulitan – kesulitan mengajar, dan
cara mengatasi kesulitan mengajar secara bersama dengan semua guru disekolah.
Ada beberapa
hal yang harus diperhatikan dalam suatu rapat guru antara lain :
1.
Tujuan –
tujuan yang hendak dicapai harus jelas dan konkrit.
2.
Masalah –
masalah yang akan menjadi bahan rapat harus merupakan masalah yang timbul dari
guru – guru yang dianggap penting dan sesuai dengan kebutuhan mereka.
3.
Masalah
pribadi yang menyangkut guru di lembaga pendidikan tersebut perlu mendapat
perhatian.
4.
Pengalaman –
pengalaman baru yang diperoleh dalam rapat tersebut harus membawa mereka pada
peningkatan pembelajaran terhadap siswa.
5.
Partisipasi
guru pada pelaksanaan rapat
hendaknya dipikirkan dengan sebaik – baiknya.
6.
Persoalan
kondisi setempa, waktu, dan tempat rapat menjadi bahan pertimbangan dalam
perencanaan rapat guru.
3)
Studi
kelompok antar guru
Studi
kelompok antara guru adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh sejumlah guru
yang memiliki keahlian dibidang studi tertentu, seperti MIPA, Bahasa, IPS dan
sebagainya, dan dikontrol oleh supervisor agar kegiatan dimaksud tidak berubah
menjadi ngobrol hal – hal yang tidak ada kaitannya dengan materi. Topik yang
akan dibahas dalam kegiatan ini telah dirumuskan dan disepakati terlebih
dahulu. Tujuan pelaksanaan teknik supervisi ini adalah sebagai berikut :
·
Meningkatkan
kualitas penguasaan materi dan kualitas dalam memberi layanan belajar.
·
Memberi
kemudahan bagi guru – guru untuk mendapatkan bantuan pemechan masalah pada
materi pengajaran.
·
Bertukar
pikiran dan berbicara dengan sesama guru pada satu bidang studi atau bidang –
bidang studi yang serumpun.
4)
Diskusi
Diskusi
adalah pertukaran pikiran atau pendapat melalui suatu percakapan tentang suatu
masalah untuk mencari alternatif pemecahannya. Diskusi merupakan salah satu
teknik supervisi kelompok yang digunakan supervisor untuk mengembangkan
berbagai ketrampilan pada diri para guru dalam mengatasi berbagai masalah atau
kesulitan dengan cara melakukan tukar pikiran antara satu dengan yang lain.
Melalui teknik ini supervisor dapat membantu para guru untuk saling mengetahui,
memahami, atau mendalami suatu permasalahan, sehingga secara bersama – sama
akan berusaha mencari alternatif pemecahan masalah tersebut. Tujuan
pelaksanaan supervisi diskusi adalah untuk memecahkan masalah – masalah yang
dihadapi guru dalam pekerjaannya sehari – hari dan upaya meningkatkan profesi
melaluii diskusi.
Hal – hal
yang harus diperhatikan supervisor sebagai pemimpin diskusi sehingga setiap anggota
mau berpartisipasi selama diskusi berlangsung supervisor harus mampu :
·
Menentukan
tema perbincangan yang lebih spesifik ;
·
Melihat
bahwa setiap anggota diskusi senang dengan keadaan dan topik yang dibahas dalam
diskusi.
·
Melihat
bahwa masalah yang dibahas dapat dimengerti oleh semua anggota dan dapat
memecahkan masalah dalam pengajaran.
·
Melihat
bahwa kelompok merasa diperlukan dan diikutsertakan untuk mencapai hasil
bersama.
·
Mengakui
pentingnya peranan setiap anggota yang dipimpinnya.
5)
Workshop
Workshop
adalah suatu kegiatan belajar kelompok yang terjadi dari sejumlah pendidik yang
sedang memecahkan masalah melalui percakapan dan bekerja secara kelompok. Hal –
hal yang perlu diperhatikan pada waktu pelaksanaan workshop antara lain :
1.
Masalah yang
dibahas bersifat “Life cntred” dan muncul dari guru tersebut,
2.
Selalu
menggunakan secara maksimal aktivitas mental dan fisik dalam kegiatan sehingga
tercapai perubahan profesi yang lebih tinggi dan lebih baik.
6)
Tukar
menukar pengalaman
Tukar
menukar pengalaman “Sharing of Experince” suatu teknik perjumpaan dimana guru
menyampaikan pengalaman masing-masing dalam mengajar terhadap topik-topik yang
sudah diajarkan, saling memberi dan menerima tanggapan dan saling belajar satu
dengan yang lain. Langkah – langkah melakukang sharing antara lain :
·
Menentukan
tujuan yang akan dicapai.
·
Menentukan
pokok masalah yang akan dibahas.
·
Memberikan
kesempatan pada setiap peserta untuk menyumbangkan pendapat pendapat mereka
·
Merumuskan
kesimpulan.
b.
Teknik
Individual dalam Supervisi
Teknik
Individual adalah teknik pelaksanaan
supervisi yang digunakan supervisor kepada pribadi-pribadi guru guna peningkatan kualitas
pengajaran disekolah.
1)
Teknik-teknik individual dalam pelaksanaan supervisi
antara lain:
a)
Teknik
Kunjungan kelas.
Teknik kunjungan
kelas adalah suatu teknik kunjungan yang dilakukan supervisor ke dalam satu
kelas pada saat guru sedang mengajar dengan tujuan untuk membantu guru
menghadapi masalah/kesulitan mengajar selama
melaksanakan kegiatan pembelajaran. Kunjungan kelas dilakukan dalam
upaya supervisor memperoleh data tentang keadaan sebenarnya mengenai
kemampuan dan ketrampilan guru mengajar. Kemudian dengan yang ada kemudian melakukan
perbincangan untuk mencari pemecahan atas kesulitan – kesulitan yang dihadapi
oleh guru. Sehingga kegiatan pembelajaran dapat ditingkatkan. Kunjungan
kelas dapat dilakukan dengan 3 cara, yatiu :
·
Kunjungan
kelas tanpa diberitahu,
·
Kunjungan
kelas dengan pemberitahuan,
·
Kunjungan
kelas atas undangan guru,
·
Saling
mengunjungi kelas.
b)
Teknik
Observasi Kelas
Teknik
observasi kelas dilakukan pada saat guru mengajar. Supervisor mengobservasi
kelas dengan tujuan untuk memperoleh data tentang segala sesuatu yang terjadi
proses belajar mengajar. Data ini sebagai dasar bagi supervisor melakukan
pembinaan terhadap guru yang diobservasi. Tentang waktu supervisor
mengobservasi kelas ada yang diberitahu dan ada juga tidak diberi tahu
sebelumnya, tetapi setelah melalui izin supaya tidak mengganggu proses belajar
mengajar. Selama berada dikelas supervisor melakukan pengamatan dengan teliti,
dan menggunakan instrumen yang ada terhada lingkungan kelas yang diciptakan
oleh guru selama jam pelajaran.
c)
Percakapan
Pribadi
Percakapan
pribadi merupakan Dialog yang dilakukan oleh guru dan supervisornya, yang
membahas tentang keluhan – keluhan atau kekurangan yang dikeluarkan oleh guru
dalam bidang mengajar, di mana di sini supervisor dapat memberikan jalan
keluarnya. Dalam percakapan ini supervisor berusaha menyadarkan guru akan
kelebihan dan kekurangannya.
Mendorong agar yang sudah baik lebih di
tingkatkan dan yang masih kurang atau keliru agar diupayakan untuk
memperbaikinya.
d)
Intervisitasi
(mengunjungi sekolah lain)
Teknik ini
dilakukan oleh sekolah-sekolah yang masih kurang maju dengan menyuruh beberapa
orang guru untuk mengunjungi sekolah-sekolah yang ternama dan maju
dalam pengelolaannya untuk mengetahui kiat-kiat yang tela- diambil sampai seekolah tersebut maju.
Manfaat yang dapat diperoleh dari teknik supervisi ini adalah dapat saling
membandingkan dan belajar atas kelebihan dan kekurangan berdasarkan pengalaman
masing-masing. Sehingga masing-masing guru dapat memperbaiki kualitasnya
dalam memberi layanan belajar kepada peserta didiknya.
e)
Penyeleksi
berbagai sumber materi untuk mengajar.
Teknik
pelaksanaan supervisi ini berkaitan dengan aspek-aspek
belajar mengajar. Dalam usaha memberikan pelayanan profesional kepada guru,
supervisor pendidikan akan menaruh perhatian terhadap aspek-aspek proses belajar mengajar sehingga
diperoleh hasil yang efektif. supervisor harus mempunyai kemampuan menyeleksi
berbagai sumber materi yang digunakan guru untuk mengajar. Adapun
cara untuk mengikuti perkembangan keguruan kita, ialah dengan berusaha
mengikuti perkembangan itu melalui kepustakaan profesional, dengan mengadakan
"profesional reading ". Ini digunakan untuk menambah pengetahuan dan
meningkatkan situasi belajar mengajar yang lebih baik. Hal ini menyatakan bahwa
teknik penyeleksian berbagai suber materi untuk mengajar memiliki arti bahwa
Teknik ini yang menitik beratkan kepada kemampuan Supervisor dalam menyeleksi
buku-buku yang dimiliki oleh guru pada saat
mengajar yang sesuai dengan kebutuhan kegiatan belajar mengajar.
f)
Menilai diri
sendiri
Guru dan
supervisor melihat kekurangan masing-masing yang mana ini dapat memberikan
nilai tambah pada hubungan guru dan supervisor tersebut,yang akhirnya akan
memberikan nilai positif bagi kegiatan belajar mengajar yang baik. Menilai diri
sendiri merupakan tugas yang tidak mudah bagi guru, karena suatu pengukuran
terbalik karena selama ini guru hanya menilai murid-muridnya. Ada beberapa cara
atau alat yang dapat digunakan untuk menilai diri sendiri, antara lain membuat
daftar pandangan atau pendapat yang disampaikan kepada murid-murid untuk
menilai pekerjaan atau suatu aktivitas guru di muka kelas. Yaitu dengan
menyususun pertanyaan yang tertutup maupun terbuka, tanpa perlu menyebutkan
nama siswa.
c. Diskusi Panel
Teknik
ini dilakukan dihadapan guru oleh para pakar dari bermacam sudut ilmu dan
pengalaman terhadap suatu masalah yang telah ditetapkan. Mereka akan melihat
suatu masalah itu sesuai dengan pandangan ilmu dan pengalaman masing-masing
sehingga guru dapat masukan yang sangat lengkap dalam
menghadapi atau memecahkan suatu masalah. Manfaat dari kegiatan ini adalah
lahirnya sifat cekatan dalam memecahkan masalah dari berbagai sudut pandang
ahli.
d.
Seminar
Seminar
adalah suatu rangkaian kajian yang diikuti oleh suatu kelompok untuk mendiskusikan,
membahas dan memperdebatkan suatu masalah yang berhubungan dengan topik.
Berkaitan dengan pelaksanaan supervisi, dalam seminar ini dapat dibahas seperti
bagaimana menyusun silabus sesuai standar isi, bagaimana mengatasi masalah
disiplin sebagai aspek moral sekolah, bagaimana mengatasi anak – anak yang
selalu membuat keributan dikelas, dll. Pada waktu pelaksanaan seminar kelompok
mendengarkan laporan atau ide – ide menyangkut permasalahan pendidikan dari
salah seorang anggotanya.
e. Simposium
Kegiatan
mendatangkan seorang ahli pendidikan untuk membahas masalah pendidikan.
Simposium menyuguhkan pidato-pidato pendek yang meninjau suatu topik dari
aspek-aspek yang berbeda. Penyuguh pidato biasanya tiga orang dimana guru sebagai pengikut diharapkan dapat mengambil
bekal dengan mendengarkan pidato-pidato tersebut.
f.
Demonstrasi
mengajar
Usaha
peningkatan belajar mengajar dengan cara mendemonstrasikan
cara mengajar dihadapan guru dalam mengenalkan berbagai aspek dalam
mengajar di kelas oleh supervisor.
g.
Buletin
supervisi
Suatu
media yang bersifat cetak dimana disana didapati peristiwaperistiwa pendidikan
yang berkaitan dengan cara-cara mengajar,tingkah laku siswa,dan
sebagainnuya.Diharapkan ini dapat membantu guru untuk menjadi lebih baik.
Kesimpulan
Istilah “supervisi” dapat pula dijelaskan
menurut bentuk perkataan. Supervisi terdiri dari dua kata, yaitu super yang
berarti atas atau lebih. Sedangkan visi berarti lihat, tilik, awasi. Seorang
supervisor mempunyai posisi di atas atau mempunyai kedudukan yang lebih tinggi
dari orang yang disupervisi. Seorang supervisor memiliki tugas melihat,
menilik, mengawasi orang-orang yang disupervisi. Supervisi adalah bantuan dalam
pengembangan situasi belajar mengajar agar memperoleh kondisi yang lebih baik.
Meskipun tujuan akhirnya tertuju pada hasil belajar siswa, namun yang
diutamakan dalam supervisi adalah bantuan kepada guru. Supervisi pendidikan berfungsi untuk memperoleh
gambaran yang jelas dan objektif tentang suatu situasi pendidikan, Penilaian
(evaluation) → lebih menekankan pada aspek daripada negative, Perbaikan
(improvement) → dapat mengatahui bagaimana situasi pendidikan/pengajaran pada
umumnya dan situasi belajar mengajarnya. Pembinaan → berupa bimbingan (guidance) kea
rah pembinaan diri yang disupervisi. Tujuan akhir dari supervisi
pendidikan adalah meningkatkan professional guru dan karyawan sekolah guna
menunjang akuntabilitas siswa dalam belajar, sehingga siswa benar-benar menjadi
manusia yang berilmu, berbudi dan kreatif dalam segala hal sesuai dengan amanah UUD 45.
DAFTAR PUSTAKA
Sahertian, Piet A. 2008.
Konsep Dasar dan Teknik Supervisi
Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta
Purwanto, Ngalim M.
2008. Administrasi dan Supervisi
Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya
Arikunto, Suharsimi.
2004. Dasar-dasar Pendidikan. Jakarta:
Rineka Cipta
0 comments:
Post a Comment